Denpasar (Antara Bali) - Pemerintah Provinsi Bali menyarankan pameran perdagangan internasional untuk produk tembakau dan aksesoris merokok yang akan digelar 27-28 Februari 2014 dipindah penyelenggaraannya dari Pulau Dewata.

"Kami sarankan pada panitia, pameran itu tidak dilakukan di Bali. Lakukanlah di Jawa Timur dan Jawa Tengah karena di sana tempat penanaman tembakau," kata Wakil Gubernur Bali Ketut Sudikerta usai melantik pejabat struktural eselon IV di lingkungan pemprov setempat, di Denpasar, Selasa.

Sebelumnya perusahaan yang berbasis di Jerman, yaitu Inter-Tabac ingin mempromosikan perdagangan tembakau di Indonesia dan Asia melalui Inter-Tabac Asia yang rencananya diselenggarakan pada 27-28 Februari 2014 di Bali.

"Kami tidak dalam kapasitas menolak, tetapi kami tidak bisa menerima itu karena kita sudah memiliki Perda No 10 Tahun 2011 tentang Kawasan Tanpa Rokok," ujarnya.

Pemprov Bali, tambah dia, juga sudah menyurati panitia pameran tembakau tersebut, namun sampai saat ini mereka belum merespons surat itu.

"Kami sebenarnya sangat memahami, tetapi kita di satu sisi `kan punya perda, maka kita harus hargai," katanya.

Menurut mantan Wakil Bupati Badung itu, dampaknya akan susah menerapkan Perda KTR kalau pameran itu dipaksakan dilaksanakan di Bali. Di sisi lain, pihaknya memang tidak bisa memberikan sanksi.

Sebelumnya Pengurus Jaringan Pengendalian Tembakau Bali Titik Suhariyati mengatakan dunia akan menertawakan Indonesia jika Inter-Tabac itu dilaksanakan di Bali. "Sebagian besar negara di dunia menolak, jika kita yang telah memiliki Perda KTR dipakai lokasi acara itu, apa kata dunia," tanyanya.

Menurut Titik, sejumlah perwakilan dari Indonesia, Kamboja, India, Myanmar, Nepal, Timor Leste, Amerika Serikat dan Vietnam mengharapkan Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Provinsi Bali melarang penyelenggaraan pameran tersebut.

Hal senada juga dikemukakan Profesional Kesehatan Masyarakat dari Universitas Udayana Denpasar dr Putu Ayu Swandewi Astuti bersama Made Kerta Duana menyatakan organisasi kesehatan dunia (WHO) menjelaskan setiap tahunnya tembakau menyebabkan enam juta kematian di seluruh dunia, kebanyakan dari mereka berasal dari negara berpenghasilan rendah dan menengah.

"Di Indonesia 200.000 orang tiap tahunnya meninggal dunia akibat tembakau. Inter-Tabac Asia menargetkan masyarakat Indonesia sebagai pelanggan yang mereka sukai," katanya. (LHS)

Pewarta: Oleh Ni Luh Rhismawati

Editor : Ni Luh Rhismawati


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014