Denpasar (Antara Bali) - Pengamat seni budaya Bali Kadek Suartaya menilai masyarakat di delapan kabupaten dan kota Bali memiliki beragam bentuk seni pertunjukan sesuai dengan ciri khas daerah masing-masing.

"Keberagaman ekspresi seni pertunjukan itu. antara lain berupa seni tari, karawitan, dan pedalangan," kata Kadek Suartaya, S,S.Kar., M.Si. yang juga dosen Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar, Minggu.

Kandidat doktor Kajian Budaya Universitas Udayana itu mengutarakan bahwa pada tahun 1970--1980 merupakan era kejayaan sendratari di tengah masyarakat Pulau Dewata.

Situasi ekonomi yang mulai pulih dan kondisi politik yang relatif stabil menciptakan korelasi erat antara dunia seni dan masyarakat.

Selain sendratari, arja, drama gong, dan tari kebyar juga mengemuka menjadi seni pentas primadona penonton. Tari klasik legong sebagai seni pertunjukan unggulan warisan zaman kejayaan kerajaan juga kembali memancarkan pesonanya.

Demikian pula, kata Kadek Suartaya--seniman serba bisa kelahiran Sukawati, Kabupaten Gianyar--,wayang kulit dalam posisinya sebagai seni tontonan menampilkan dirinya sebagai pertunjukan yang karismatik.

Bahkan ,ketika posisi Bali makin mantap sebagai daerah tujuan wisata mancanegara pada tahun 1970--1980, sendratari Ramayana menjadi salah satu seni pertunjukan turistik yang khusus dipentaskan untuk pelancong.

Selain barong dan kecak yang sudah dikemas khusus sebagai seni pentas wisata, ada pula upaya-upaya komersialisasi seni pertunjukan sakral sebagai tontonan turis. (ADT)

Pewarta: Oleh I Ketut Sutika

Editor : I Nyoman Aditya T I


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014