Denpasar (Antara Bali) - Masyarakat pesisir Pantai Ujung Tumbu, Kabupaten Karangasem, Bali, menemukan patung batu berbentuk "lingga yoni" di sekitar kawasan pantai tersebut.

"Masyarakat setempat mengenal benda itu selama ini disakralkan sebagai filosofi ajaran Ciwa yang kini telah dibuatkan tempat khusus," kata Drs I Putu Arnawa, S.Ag, M.Si, salah seorang warga setempat, Kamis.

Bupati Karangasem I Wayan Geredeg memfasilitasi untuk membantu mengangkat patung batu dari pinggir pantai ke daratan, sekaligus dibuatkan tempat khusus yang lokasinya tidak jauh dari tempat penemuan benda itu.

Wayan Geredeg menyatakan, kekagetannya dengan keberadaan benda suci yang diperkirakan sudah ada sejak lama, namun posisinya teggelam tertanam ditimbun tanah bebatuan.

Atas usulan warga adat Ujung patung tersebut kini berhasil diangkat dan ditempatkan pada lokasi yang baik dan sudah dihiasi dengan kain (wastra) warna putih kuning.

Patung batu berbentuk "lingga-Yoni" diperkirakan memiliki nilai magis dan perlakuan selanjutkan terhadap benda itu sepenuhnya diserahkan kepada masyarakat adat setempat.

Penekun spiritual Bunda Nareswari Masceti, pemimpin Asram Bunda Ram Amlapura menyebutkan kemunculan patung lingga tersebut merupakan pertanda suatu berkah yang dapat memberi anugrah kemakmuran dan kerahayuan jagat (bumi) di Bali timur.

"Cahaya timur yang muncul berupa patung ligga yoni sebagai simbol perwujudan dari kekuatan magis alam raya yang kini sudah menampakkan kemunculannya," katanya.

Bahkan di sejumlah titik pada beberapa lokasi di Bali direncanakan akan muncul patung serupa karena sudah menjadi misi dari suatu reinkarnasi (perputaran) zaman atas doa dan pengabdian penuh tantangan.

Nantinya bahkan masyarakat sekitar bakal diarahkan pada kesejahteraan dalam berbagai bentuk dibidang pertanian dan kehidupan nyata masyarakat, ujarnya.

Menurut Drs I Putu Arnawa, S.Ag, M.Si fenomena kemunculan simbol lingga-Yoni hendaknya tidak disikapi skeptis, namun harus dilihat dari makna di balik simbol secara positif.

Dalam peradaban tua lingga-yoni dipahami sebagai filosofi Ciwa Sidanta dengan semua sifat "ciwaistisnya" yang dipuja dalam bentuk kekuatan "rwa bhineda" antara kekuatan "purusa" (laki) dan "predana" (perempuan).

Jika kedua kekuatan itu bertemu akan menimbulkan kemakmuran dunia jagat raya. Konsep tersebut banyak ditemukan dalam lontar "Wraspati Tatwa" dan "Ganapati Tatwa".

Bahkan sejumlah pura di Bali diketahui memiliki konsep lingga yoni seperti Pura Goa Gajah di Kabupaten Gianyar dan Pura Candidasa (Karangasem) merupakan situs yang dipercaya masyarakat setempat memiliki kekuatan spiritual seperti mohon anugrah bisa punya anak (keturunan).

Bentuk patung tersebut hendaknya tidak dilihat bentuk fisik secara pornografi tetapi kekuatan dari dalam yang menyebabkan terjadi "prawerti-kesuburan", ujar Putu Arnawa. (LHS)

Pewarta: Oleh IK Sutika

Editor : Ni Luh Rhismawati


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014