Jakarta (Antara Bali) - Menteri Kelautan dan Perikanan Sharif Cicip Sutardjo mengatakan terjadi indikasi penurunan populasi ikan tuna sehingga Kementerian Kelautan dan Perikanan menggalakkan penerapan kebijakan budi daya tuna di sejumlah daerah.

"Dengan penurunan hasil tangkapan tuna dan bahkan penurunan bobot per ekor ikan yang tertangkap. Ini merupakan salah satu indikasi telah terjadi penurunan populasi tuna di alam akibat tangkapan berlebih," kata Sharif Cicip Sutardjo dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Sabtu.

Sharif menjelaskan pengembangan budidaya laut merupakan kebijakan KKP untuk mendukung upaya negara-negara dalam pengendalian tangkapan berlebih tersebut.

Apalagi, ujar dia, ikan tuna dinilai merupakan sumber daya alam yang semakin penting baik di tingkat regional maupun tingkat internasional.

Untuk itu, lanjutnya, Indonesia sebagai salah satu produsen utama tuna hasil tangkapan alam, tentu mempunyai kontribusi dan peranan penting dalam pelestarian perikanan tuna.

Ia mengemukakan, peranan Indonesia semakin penting mengingat bahwa perairan lepas pantai selatan Jawa dan Bali adalah daerah pemijahan utama ikan tuna sirip biru selatan.

"Berdasarkan latar belakang tersebut, berbagai upaya pengembangan tuna harus didukung untuk mengurangi tekanan terhadap populasi alam untuk konsumsi," ujar Menteri Kelautan dan Perikanan. (M038)

Pewarta: Oleh Muhammad Razi Rahman

Editor : M. Irfan Ilmie


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014