Denpasar (Antara Bali) - Pengamat budaya dari Institut Hindu Dharma Negeri (IHDN) Denpasar Dr Ketut Sumadi menilai, leluhur orang Bali dalam kehidupan sehari-hari mewariskan petuah yang sarat pemahaman multikultur yang mampu menjadi landasan idealisme kearifan lokal.

"Dengan demikian leluhur orang Bali sejak dulu telah memelihara keragaman budaya sebagai bagian dari kehidupan yang nyaman dan tentram," kata Sumadi yang juga Ketua Program Doktor IHDN itu di Denpasar, Selasa.

Ia mengatakan, masyarakat Bali sejak dulu hingga sekarang tidak pernah berpikir tentang penyeragaman budaya, sehingga masing-masing desa, kecamatan, dan kabupaten/kota di Bali memiliki kekhasan budaya masing-masing.

Dalam kehidupan bermasyarakat, kearifan lokal dalam bentuk prilaku yang bermakna sosial lebih mengutamakan kebersamaan yang disebut "menyama braya", yakni hidup rukun dan damai penuh persaudaraan.

"Sikap menyama braya itulah merupakan pengamalan ajaran Hindu `tat twam asi` yang berarti engkau adalah itu. Hidup rukun dan saling menghormati hak azasi seseorang yang kini didengung-dengungkan sebagai upaya penegakan hak-hak azasi manusia," ujar Sumadi.

Ia menambahkan, dalam implementasinya, setiap daerah di Indonesia

menyesuaikan dengan kearifan lokal tanah di daerahnya masing-masing, agar mudah dipahami dan dirasakan dapat meningkatkan spiritualitas dirinya dan peradaban bangsa.

"Kekuatan lokal yang ditransformasikan dalam berbagai bentuk karya monumental diwarisi sampai sekarang menjadi falsafah hidup yang diyakini kebenarannya," kata Sumadi.

Ia mengingatkan, upaya meningkatkan kontribusi dalam membangun peradaban bangsa, bukan pekerjaan mudah karena berkaitan dengan keyakinan seseorang yang tidak gampang disatukan.

Untuk itu perlu ada dialog dan bersatu dalam perbedaan membangun peradaban bangsa. Kebersamaan dan dialog tersebut merupakan format keberagamaan yang dialogis.

Setiap agama memiliki nilai-nilai etik yang tinggi dapat secara bersama-sama melibatkan diri dalam dialog untuk mencari solusi dari berbagai persoalan kritis yang menjauhkan umat manusia dari perilaku yang beradab.

"Membudayakan kebersamaan dan berdialog menjadi modal budaya untuk bersama-sama membangun bangsa dan negara Indonesia ke arah yang lebih maju dan sejahtera," harap Dr Sumadi.  (WRA) 

Pewarta: Oleh I Ketut Sutika

Editor : I Gede Wira Suryantala


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014