Kuta (Antara Bali) - PLN Distribusi Bali dan PT Angkasa Pura I sepakat akan mengevaluasi sistem pengamanan kelistrikan di Bandar Udara Ngurah Rai agar peristiwa terputusnya sebagian aliran listrik di bandara internasional itu pada Minggu (5/1) tidak terulang.
"Kami mencoba untuk mengetahui sejauh mana sistem pengamanan kelistrikan yang ada di Bandara Ngurah Rai, untuk kemudian dievaluasi bersama," kata Manajer Distribusi PLN Bali Putu Riasa di sela-sela pertemuan dengan Angkasa Pura, di Kuta, Badung, Selasa.
Menurut dia pertemuan tersebut untuk membangun solusi teknis yang sanggup mengantisipasi ancaman gangguan baik dari pasokan PLN maupun yang terjadi akibat kerusakan instalasi bandara sendiri.
"Melalui koordinasi semacam ini juga menjadi bagian dari pelayanan PLN untuk membantu menciptakan keandalan distribusi pada sisi pelanggan," ujar Riasa.
Sementara itu AM Mechanical Engineer PT Angkasa Pura I, Kusnan, menyambut baik ajakan PLN untuk pendampingan "setting relay" sehingga mencapai tingkat sinkron antara pasokan PLN dengan tenaga listrik (captive power) yang dimiliki pihak Bandara Ngurah Rai.
"Besok kami akan melakukan evaluasi bersama dengan PLN, barangkali ada pemanfaatan teknis yang lebih maksimal untuk mengantisipasi masalah serupa di masa mendatang," ujar Kusnan.
Di samping itu PLN dan PT Angkasa Pura I sepakat untuk meningkatkan komunikasi dan koordinasi.
Padamnya listrik yang terjadi Minggu (5/1) berdampak terganggunya pelayanan di terminal keberangkatan Bandara Ngurah Rai. Hal itu diakibatkan karena salah satu MCCB pada panel instalasi bandara terbakar.
Sebelumnya pada 07.43 Wita hari yang sama, sempat terjadi fliker (kedip) selama 1,2 detik karena adanya gangguan pada sistem kelistrikan Bali, yang disebut sebagai suplai yang terputus dari PLN akibat "setting relay" pada instalasi bandara yang sangat sensitif.
Akibat sempat padam dua kali, sehingga saat itu di Bandara Ngurah Rai mengakibatkan tertundanya 14 jadwal penerbangan domestik dan internasional.
Beberapa penumpang yang sedang proses `check-in` pada jam-jam tersebut juga mengalami hambatan. Demikian pula dengan pemeriksaan menggunakan x-ray. (LHS)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014
"Kami mencoba untuk mengetahui sejauh mana sistem pengamanan kelistrikan yang ada di Bandara Ngurah Rai, untuk kemudian dievaluasi bersama," kata Manajer Distribusi PLN Bali Putu Riasa di sela-sela pertemuan dengan Angkasa Pura, di Kuta, Badung, Selasa.
Menurut dia pertemuan tersebut untuk membangun solusi teknis yang sanggup mengantisipasi ancaman gangguan baik dari pasokan PLN maupun yang terjadi akibat kerusakan instalasi bandara sendiri.
"Melalui koordinasi semacam ini juga menjadi bagian dari pelayanan PLN untuk membantu menciptakan keandalan distribusi pada sisi pelanggan," ujar Riasa.
Sementara itu AM Mechanical Engineer PT Angkasa Pura I, Kusnan, menyambut baik ajakan PLN untuk pendampingan "setting relay" sehingga mencapai tingkat sinkron antara pasokan PLN dengan tenaga listrik (captive power) yang dimiliki pihak Bandara Ngurah Rai.
"Besok kami akan melakukan evaluasi bersama dengan PLN, barangkali ada pemanfaatan teknis yang lebih maksimal untuk mengantisipasi masalah serupa di masa mendatang," ujar Kusnan.
Di samping itu PLN dan PT Angkasa Pura I sepakat untuk meningkatkan komunikasi dan koordinasi.
Padamnya listrik yang terjadi Minggu (5/1) berdampak terganggunya pelayanan di terminal keberangkatan Bandara Ngurah Rai. Hal itu diakibatkan karena salah satu MCCB pada panel instalasi bandara terbakar.
Sebelumnya pada 07.43 Wita hari yang sama, sempat terjadi fliker (kedip) selama 1,2 detik karena adanya gangguan pada sistem kelistrikan Bali, yang disebut sebagai suplai yang terputus dari PLN akibat "setting relay" pada instalasi bandara yang sangat sensitif.
Akibat sempat padam dua kali, sehingga saat itu di Bandara Ngurah Rai mengakibatkan tertundanya 14 jadwal penerbangan domestik dan internasional.
Beberapa penumpang yang sedang proses `check-in` pada jam-jam tersebut juga mengalami hambatan. Demikian pula dengan pemeriksaan menggunakan x-ray. (LHS)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014