Denpasar (Antara Bali) - Mantan Bupati Klungkung yang mencalonkan diri sebagai anggota DPR dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) I Wayan Candra menanam pohon bersama masyarakat di kawasan Danau Tamblingan, Kabupaten Buleleng.
"Kami mengajak warga dari 21 desa di Kabupaten Buleleng dalam rangkaian HUT ke-8 Pasraman Pinandita Brahma Vidya Samgrha," kata Candra dalam keterangan persnta di Denpasar, Minggu.
Aksi Persaudaraan (pasemetonan) Tangkas Kori Agung Buleleng itu melibatkan sekitar 500 yang dihadiri juga oleh Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Bali IGN Wiranatha.
Gerakan penghijauan itu menanam ribuan pohon majegau, kembang rijasa, cempaka, dan sandat di sekitar kawasan danau yang ada di wilayah perbatasan Kabupaten Buleleng-Kabupaten Tabanan itu.
Wayan Candra menganggap gerakan penghijauan itu menunjukkan kebersamaan antara pemerintah dan masyarakat dalam menjaga kelestarian alam Bali.
"Kita menjadi lebih bangga karena kalangan pemimpin ritual (pinandhita) juga peduli dengan masalah kelestarian lingkungan. Penghijauan ini sebagai bentuk menjaga alam Bali agar tetap lestari. Lestari alamnya, manusianya, sehingga lestari juga adat serta budayanya," ujar Wayan Candra.
Kawasan Danau Tamblingan diyakini sebagai pusat mata air bagi wilayah Buleleng sehingga kelestariannya akan menentukan kesuburan dan ketersediaan air di wilayah Bali utara.
Ia mengharapkan gerakan penghijauan menjadi kegiatan reguler yang dilaksanakan setiap tahun.
Kepala Dishut Bali IGN Wiranatha menilai bahwa peranserta masyarakat sangat penting dalam melestarikan hutan. Luas kawasan hutan di Bali hingga sekarang belum ideal, karena belum mencapai 30 persen dari luas pulau Dewata.
Ia mengharapkan kegiatan penghijauan nantinya juga mencakup wilayah-wilayah kritis di Bali yang harus diselamatkan.
Untuk itu pihaknya bersedia menyediakan berapa pun bibit pohon yang diperlukan.
Sementara itu, Manggala Pasraman Ida Bhavati Hermawan Tangkas mengungkapkan, gerakan penghijauan itu untuk membuktikan bahwa pasraman bukan hanya pusat pengkajian agama Hindu.
"Tetapi juga memberikan teladan dalam perbuatan. Sekarang ini kaitannya dengan ajaran Tri Hita Karana, khususnya dalam menjaga hubungan baik dengan alam," ujar Ida Bawati Tangkas yang juga putra Ida Pandita Rsi Agung Laksmi Dwi Askara.
Menurut Ida Bawati Tangkas, selain acara penghijauan, HUT Pasraman Pinandita Brahma Vidya Samgraha yang berlokasi di Desa Penarungan Buleleng juga ditandai dengan berbagai acara sosial keagamaan.
Kegiatan itu antara lain kunjungan ke pantai jompo, ritual potong gigi massal melibatkan 150 orang dan ritual penyucian diri (pawintenan) massal diikuti 100 peserta. (*/ADT)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2013
"Kami mengajak warga dari 21 desa di Kabupaten Buleleng dalam rangkaian HUT ke-8 Pasraman Pinandita Brahma Vidya Samgrha," kata Candra dalam keterangan persnta di Denpasar, Minggu.
Aksi Persaudaraan (pasemetonan) Tangkas Kori Agung Buleleng itu melibatkan sekitar 500 yang dihadiri juga oleh Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Bali IGN Wiranatha.
Gerakan penghijauan itu menanam ribuan pohon majegau, kembang rijasa, cempaka, dan sandat di sekitar kawasan danau yang ada di wilayah perbatasan Kabupaten Buleleng-Kabupaten Tabanan itu.
Wayan Candra menganggap gerakan penghijauan itu menunjukkan kebersamaan antara pemerintah dan masyarakat dalam menjaga kelestarian alam Bali.
"Kita menjadi lebih bangga karena kalangan pemimpin ritual (pinandhita) juga peduli dengan masalah kelestarian lingkungan. Penghijauan ini sebagai bentuk menjaga alam Bali agar tetap lestari. Lestari alamnya, manusianya, sehingga lestari juga adat serta budayanya," ujar Wayan Candra.
Kawasan Danau Tamblingan diyakini sebagai pusat mata air bagi wilayah Buleleng sehingga kelestariannya akan menentukan kesuburan dan ketersediaan air di wilayah Bali utara.
Ia mengharapkan gerakan penghijauan menjadi kegiatan reguler yang dilaksanakan setiap tahun.
Kepala Dishut Bali IGN Wiranatha menilai bahwa peranserta masyarakat sangat penting dalam melestarikan hutan. Luas kawasan hutan di Bali hingga sekarang belum ideal, karena belum mencapai 30 persen dari luas pulau Dewata.
Ia mengharapkan kegiatan penghijauan nantinya juga mencakup wilayah-wilayah kritis di Bali yang harus diselamatkan.
Untuk itu pihaknya bersedia menyediakan berapa pun bibit pohon yang diperlukan.
Sementara itu, Manggala Pasraman Ida Bhavati Hermawan Tangkas mengungkapkan, gerakan penghijauan itu untuk membuktikan bahwa pasraman bukan hanya pusat pengkajian agama Hindu.
"Tetapi juga memberikan teladan dalam perbuatan. Sekarang ini kaitannya dengan ajaran Tri Hita Karana, khususnya dalam menjaga hubungan baik dengan alam," ujar Ida Bawati Tangkas yang juga putra Ida Pandita Rsi Agung Laksmi Dwi Askara.
Menurut Ida Bawati Tangkas, selain acara penghijauan, HUT Pasraman Pinandita Brahma Vidya Samgraha yang berlokasi di Desa Penarungan Buleleng juga ditandai dengan berbagai acara sosial keagamaan.
Kegiatan itu antara lain kunjungan ke pantai jompo, ritual potong gigi massal melibatkan 150 orang dan ritual penyucian diri (pawintenan) massal diikuti 100 peserta. (*/ADT)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2013