Gianyar (Antara Bali) - Bunga Bangkai yang lazim disebut penduduk setempat bunga Sueg tumbuh di pekarangan rumah warga di Payangan, Kabupaten Gianyar, Bali, Selasa.
Bunga berwarna merah marun itu tingginya hanya 15 centimeter dengan garis tengah 15 centimeter itu tumbuh di semak-semak pekarangan Ni Nyoman Sari di Banjar Sema, Desa Melinggih, Kecamatan Payangan, kurang mendapat perhatian masyarakat karena tidak memahami sebagai tumbuhan langka.
"Saya sangat kaget menyaksikan bunga itu mekar yang dikerubuti lalat besar diantara semak-semak saat mencari pakis untuk bahan sayur," kata perempuan berusia 35 tahun itu.
Hampir semua orang tetua tidak mengetahui manfaat dan kegunaan bunga tersebut, tetapi tanaman ini yang biasa disebut Sueg, memiliki umbi. Umbinya bisa dimanfaatkan menjadi sumber pangan, bila dikukus akan menjadi jajan seperti lempog di Bali tempo dulu.
Nyoman Sari mengatakan, bunga yang muncul saat menjelang musim hujan itu dinilai sebagai jenis langka. Masyarakat setempat menyebutnya sebagai Bunga Lading yang bisa menyebarkan bau busuk. Jadi wajar kurang mendapat perhatian, tidak seperti di daerah lain. (LHS)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2013
Bunga berwarna merah marun itu tingginya hanya 15 centimeter dengan garis tengah 15 centimeter itu tumbuh di semak-semak pekarangan Ni Nyoman Sari di Banjar Sema, Desa Melinggih, Kecamatan Payangan, kurang mendapat perhatian masyarakat karena tidak memahami sebagai tumbuhan langka.
"Saya sangat kaget menyaksikan bunga itu mekar yang dikerubuti lalat besar diantara semak-semak saat mencari pakis untuk bahan sayur," kata perempuan berusia 35 tahun itu.
Hampir semua orang tetua tidak mengetahui manfaat dan kegunaan bunga tersebut, tetapi tanaman ini yang biasa disebut Sueg, memiliki umbi. Umbinya bisa dimanfaatkan menjadi sumber pangan, bila dikukus akan menjadi jajan seperti lempog di Bali tempo dulu.
Nyoman Sari mengatakan, bunga yang muncul saat menjelang musim hujan itu dinilai sebagai jenis langka. Masyarakat setempat menyebutnya sebagai Bunga Lading yang bisa menyebarkan bau busuk. Jadi wajar kurang mendapat perhatian, tidak seperti di daerah lain. (LHS)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2013