Denpasar (Antara Bali) - Rektor Institut Seni Indonesia Denpasar Dr I Gede Arya Sugiartha, SSKar M.Hum menilai bahasa dan sastra Bali menjadi bagian strategis dari budaya lokal dalam menghadapi era globalisasi ekomomi, informasi dan kultural.

"Oleh karena itu, bahasa daerah dan sastra Bali harus dapat dilestarikan dan dikembangkan, karena kini berada dalam kondisi `tegangan` (tension) di ambang pilihan yang dilematis," kata Rektor ISI Arya Sugiartha di Denpasar, Selasa.

Ia memberikan apresiasi terhadap upaya yang dilakukan maestro Nyoman Gunarsa yang menggagas dan melaksanakan Festival Internasional Bahasa Bali atau International Festival of Balinese Language (IFBL) melibatkan utusan dari sembilan negara.

Upaya melestarikan bahasa daerah dan sastra Bali sangat penting, karena batas pemisah antara negara dan manusia semakin kabur dan selanjutnya terjadilah proses interaksi, adaptasi, adopsi bahkan kolaborasi berbagai unsur budaya.

Arya Sugiartha menambahkan, dalam konteks berikutnya daerah tujuan wisata Pulau Bali tidak mungkin tetap bertahan sebagai mana Bali pada awalnya seperti tahun 1930-an.

Hal itu akibat pengaruh pendidikan, pariwisata dan percepatan teknologi informasi, bahkan pada tataran pariwisata, wisatawan yang datang dari berbagai negara di belahan dunia membawa bahasa dan budaya yang mereka miliki.

"Masyarakat Bali harus belajar berbahasa asing untuk bisa terlibat dalam industri pariwisata. Pada tataran pendidikan formal kondisi bahasa dan sastra Bali semakin surut karena munculnya bidang studi baru," ujar Arya Sugiartha. (*/ADT)

Pewarta: Oleh I Ketut Sutika

Editor : I Nyoman Aditya T I


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2013