Semarapura, 25/10 (Antara) - Pemerintah Kabupaten Klungkung, Bali gagal melakukan tender sejumlah proyek bernilai sekitar Rp11 miliar dalam tahun 2013, Rp 7 miliar di antaranya di bidang Cipta Karya.
Ketua Komisi B DPRD Klungkung Nengah Arianta Jumat sangat menyayangkan kegagalan tenter itu yang menyangkut pembangunan berbagai aspek kehidupan masyarakat.
Ia mengatakan, sisanya sekitar Rp4,5 miliar di bidang Bina Marga. Untuk proyek Bina Marga diantaranya pengaspalan jalan "hot mik" dan irigasi.
"Jika banyak proyek sampai gagal tender seperti ini, masyarakat akan dirugikan terutama untuk jalan raya," tutur Nengah Arianta.
Ia mengkhawatirkan, jika proyek gagal tender akibat perencaaan dari Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Klungkung yang kurang matang, terutama menyangkut waktu pelaksanaan.
"Waktu yang singkat dan eskalasi harga sebenarnya Dinas PU bisa melakukan perencanaan lebih awal pada bulan April dan Mei, sehingga begitu anggaran ketok palu proyek langsung bisa jalan," ujarnya.
Sementara yang terjadi sekarang adalah waktu yang sangat singkat sehingga membuat rekanan berpikir untuk mengambil proyek karena dkejar waktu.
Sedangkan soal eskalasi harga juga dinilai paling murah. Mstinya Dinas PU sebelumnya melakukan survai harga.
"Dinas PU harus survai ke lapangan jangan hanya dari belakang meja saja," kritik Nengah Arianta seraya mengharapkan penyempurnaan dan pembenahan dapat dilakukan tahun 2014. (WRA)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2013
Ketua Komisi B DPRD Klungkung Nengah Arianta Jumat sangat menyayangkan kegagalan tenter itu yang menyangkut pembangunan berbagai aspek kehidupan masyarakat.
Ia mengatakan, sisanya sekitar Rp4,5 miliar di bidang Bina Marga. Untuk proyek Bina Marga diantaranya pengaspalan jalan "hot mik" dan irigasi.
"Jika banyak proyek sampai gagal tender seperti ini, masyarakat akan dirugikan terutama untuk jalan raya," tutur Nengah Arianta.
Ia mengkhawatirkan, jika proyek gagal tender akibat perencaaan dari Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Klungkung yang kurang matang, terutama menyangkut waktu pelaksanaan.
"Waktu yang singkat dan eskalasi harga sebenarnya Dinas PU bisa melakukan perencanaan lebih awal pada bulan April dan Mei, sehingga begitu anggaran ketok palu proyek langsung bisa jalan," ujarnya.
Sementara yang terjadi sekarang adalah waktu yang sangat singkat sehingga membuat rekanan berpikir untuk mengambil proyek karena dkejar waktu.
Sedangkan soal eskalasi harga juga dinilai paling murah. Mstinya Dinas PU sebelumnya melakukan survai harga.
"Dinas PU harus survai ke lapangan jangan hanya dari belakang meja saja," kritik Nengah Arianta seraya mengharapkan penyempurnaan dan pembenahan dapat dilakukan tahun 2014. (WRA)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2013