Denpasar (Antara Bali) - Petani di Kabupaten Buleleng, Bali, senang harga cengkih naik dari Rp120 ribu menjadi Rp130 ribu per kilogram pada pekan kedua bulan Oktober 2013.

"Kami bersyukur hasil petani dihargai segitu, walau belum mencapai harga sesuai harapan Rp200 ribu per kilogram seperti tahun lalu," kata Made Suri, petani cengkih asal Desa Pupuan, Kabupaten Buleleng, Sabtu.

Petani di daerah itu berharap harga hasil perkebunan rakyat itu tetap merangkak naik lagi mengingat produksi yang ada sekarang agak berkurang akibat faktor cuaca.

Beberapa komoditas pertanian yang harganya turut merangkak naik adalah kakao dan kopi robusta.

Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Bali I Dewa Made Buana Duwuran mengakui harga hasil perkebunan rakyat daerah ini mengalami kenaikan signifikan dan hal itu sesuai harapan bersama.

Ia menyebutkan, harga kakao di tingkat petani pertengahan Oktober 2013 mencapai Rp28.350 per kilogram untuk jenis fermented dan Rp25.850 per kilogram untuk jenis asalan atau naik Rp21 ribu hingga Rp23 ribu per kilogram.

Sementara itu kopi jenis robusta naik Rp600 menjadi Rp24.500 per kilogram, sedangkan kopi arabika tetap bertahan pada angka Rp32.500.

Sementara itu harga kelapa yang banyak dibutuhkan masyarakat Bali menjelang Hari Raya Galungan dan Kuningan naik dari Rp2.700 menjadi Rp3.000 per buah dan jambu mente jenis gelondongan tetap bertahan pada angka Rp13.500 per kilogram.  (WRA) 

Pewarta: Oleh I Ketut Sutika

Editor : I Gede Wira Suryantala


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2013