PBB, New York (Antara Bali) - Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon, Jumat (11/10), menyerukan inovasi untuk meningkatkan kualitas belajar buat semua anak perempuan, saat memperingati Hari Anak Perempuan Internasional.
Ban mengatakan di dalam pesan untuk memperingati "pemberdayaan anak perempuan, menjamin hak asasi manusia mereka dan menangani diskriminasi dan kekerasan yang mereka hadapi adalah dasar bagi kemajuan seluruh keluarga manusia".
"Salah satu cara terbaik untuk mencapai semua sasaran ini ialah menyediakan buat anak perempuan pendidikan yang layak mereka peroleh," katanya. Ditambahkannya, terlalu banyak anak perempuan di sangat banyak negara tertahan cuma karena jenis kelamin mereka.
Menurut jumlah yang dikeluarkan Dana Anak PBB (UNICEF), sebanyak 31 juta anak perempuan usia sekolah dasar saat ini tak bersekolah, demikian laporan Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Sabtu pagi.
"Untuk mencapai hasil yang berarti, kita memerlukan penyelesaian baru bagi tantangan pendidikan anak perempuan dan kita harus memperhatikan suara generasi muda," katanya.
Sidang Majelis Umum PBB pada 2011 mengumumkan 11 Oktober sebagai Hari Anak Perempuan Internasional untuk mengakui hak anak perempuan dan tantangan unik yang dihadapi anak perempuan di seluruh dunia.(Antara/Xinhua-OANA/ADT)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2013
Ban mengatakan di dalam pesan untuk memperingati "pemberdayaan anak perempuan, menjamin hak asasi manusia mereka dan menangani diskriminasi dan kekerasan yang mereka hadapi adalah dasar bagi kemajuan seluruh keluarga manusia".
"Salah satu cara terbaik untuk mencapai semua sasaran ini ialah menyediakan buat anak perempuan pendidikan yang layak mereka peroleh," katanya. Ditambahkannya, terlalu banyak anak perempuan di sangat banyak negara tertahan cuma karena jenis kelamin mereka.
Menurut jumlah yang dikeluarkan Dana Anak PBB (UNICEF), sebanyak 31 juta anak perempuan usia sekolah dasar saat ini tak bersekolah, demikian laporan Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Sabtu pagi.
"Untuk mencapai hasil yang berarti, kita memerlukan penyelesaian baru bagi tantangan pendidikan anak perempuan dan kita harus memperhatikan suara generasi muda," katanya.
Sidang Majelis Umum PBB pada 2011 mengumumkan 11 Oktober sebagai Hari Anak Perempuan Internasional untuk mengakui hak anak perempuan dan tantangan unik yang dihadapi anak perempuan di seluruh dunia.(Antara/Xinhua-OANA/ADT)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2013