Singaraja (Antara Bali) - Komunitas muslim di Desa Pegayaman, Kabupaten Buleleng, Bali, melestarikan tradisi mengantar makanan atau "ngejot" kepada tetangganya yang beragama Hindu pada saat Lebaran.
"Kami melestarikan budaya turun-temurun dari nenek moyang," kata H Bisri tokoh komunitas muslim Desa Pegayaman, Kecamatan Sukasada, Kamis.
Tradisi itu biasa dilakukan oleh umat Hindu di Desa Pegayaman pada Hari Raya Galungan, Nyepi, dan Pagerwesi, kepada umat Islam.
Makanan yang diantar pun sudah dalam keadaan siap saji dan kue serta buah-buahan. "Kalau Idul Fitri, giliran umat Islam yang `ngejot`," katanya.
Berbeda dengan memberikan atau mengantarkan makanan antarsesama umat Islam yang disebut dengan "merohak".
Suasana di Desa Pegayaman tampak kondusif, meskipun dua hari sebelumnya sempat terlibat konflik dengan tetangga desa yang dipicu oleh turnamen sepak bola untuk memperingati HUT -68 RI. (M038)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2013
"Kami melestarikan budaya turun-temurun dari nenek moyang," kata H Bisri tokoh komunitas muslim Desa Pegayaman, Kecamatan Sukasada, Kamis.
Tradisi itu biasa dilakukan oleh umat Hindu di Desa Pegayaman pada Hari Raya Galungan, Nyepi, dan Pagerwesi, kepada umat Islam.
Makanan yang diantar pun sudah dalam keadaan siap saji dan kue serta buah-buahan. "Kalau Idul Fitri, giliran umat Islam yang `ngejot`," katanya.
Berbeda dengan memberikan atau mengantarkan makanan antarsesama umat Islam yang disebut dengan "merohak".
Suasana di Desa Pegayaman tampak kondusif, meskipun dua hari sebelumnya sempat terlibat konflik dengan tetangga desa yang dipicu oleh turnamen sepak bola untuk memperingati HUT -68 RI. (M038)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2013