Manado (Antara Bali) - Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) mengharapkan peran tokoh agama mencegah penyebaran penyakit "Human immunodeficiency virus/acquired immunodeficiency syndrome" (HIV/AIDS) melalui pembinaan umat.

"Tokoh agama yang terhimpun dalam forum komunikasi antarumat beragama dapat menjadi media yang efektif membantu program pemerintah mencegah penularan HIV dan AIDS," kata Wakil Gubernur Provinsi Sulut, Djouhari Kansil, di Manado, Jumat.

Wagub mengatakan, tokoh-tokoh agama dapat membantu melakukan sosialisasi tentang dampak buruk penyakit HIV/AIDS terhadap manusia, apalagi hingga kini belum ada obat yang dapat menyembuhkan penyakit ini.

Ironinya menurut wagub, walaupun belum ada obat, namun penyebaran penyakit ini di seluruh kabupaten dan kota di Sulut semakin tinggi sehingga butuh langkah penanganan terpadu antara pemerintah dengan tokoh-tokoh agama.

"Tokoh agama dalam FKUB punya peran besar besar dalam proses pembinaan kerukunan hidup antar umat beragama. Karena dalam wadah ini mereka saling berdialog, bertukar pikiran, ide dan saling memberi masukan yang konstruktif dalam rangka membina hubungan yang harmonis antarsesama umat beragama di sulawesi utara. Termasuk di dalamnya tentang mencari solusi bahaya HIV dan AIDS," katanya.

Sekretaris Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Provinsi Sulut dr Tangel-Kairupan mengatakan, dari 15 kabupaten dan kota sudah 10 daerah yang sudah mendirikan sekretariat KPA, sementara lima kabupaten dan kota lainnya akan didorong agar tahun ini membentuk sekretariat. (LHS)

Pewarta: Oleh Karel A Polakitan

Editor : Ni Luh Rhismawati


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2013