Jakarta (Antara Bali) - Kebijakan pengurangan subsidi BBM akan berdampak pada kenaikan biaya produksi yakni sebesar 1,2 persen untuk kenaikan BBM premium sebesar 44 persen.

"Meski begitu, pada dasarnya tidak akan berdampak signifikan terhadap struktur biaya produksi karena dimungkinkan sektor industri telah menggunakan BBM dengan harga pasar (nonsubsidi)," kata Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian Ansari Bukhori.

Ia mengemukakan itu pada konferensi pers yang bertajuk "Kebijakan Penyesuaian Subsidi BBM dan Dampaknya terhadap Sektor Industri" di Kementerian Peridustrian, Jakarta, Rabu.

Ansari menyebutkan biaya produksi untuk beberapa komoditas strategis, seperti makanan dan minuman naik sebesar 0,63 persen, semen 0,66 persen serta tekstil dan alas kaki sebesar 1,54 persen.

Dia menambahkan, sedangkan kenaikan BBM solar sebesar 22 persen akan menyebabkan kenaikan biaya produksi rata-rata sebesar 0,6 persen.

Beberapa komoditi strategis, seperti makanan dan minuman hanya naik sebesar 0,31 persen, semen 0,33 persen, serta tekstil dan alas kaki 0,77 persen. (*/WRA)

Pewarta: Oleh Juwita Trisna Rahayu

Editor : I Gede Wira Suryantala


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2013