Yogyakarta (Antara Bali) - Dialog antaragama merupakan kunci terwujudnya harmonisasi karena dapat menjadi pintu pembuka membangun komunikasi antarpemeluk agama, kata Rektor Universitas Islam Indonesia Yogyakarta Edy Suandi Hamid.
"Dialog antaragama penting untuk merespons perbedaan pandangan yang muncul dalam tataran sosial dan budaya yang sering dijadikan bahan untuk saling 'menyerang' satu sama lain," katanya di Yogyakarta, Sabtu.
Menurut dia, dialog antaragama juga dimaksudkan sebagai jalan untuk mereduksi pandangan atau stigma buruk antarpemeluk agama agar tidak semakin meluas.
"Kita semua berbeda, agama kita pun berbeda-beda, tetapi kita harus memegang dan menjaga prinsip persatuan dalam keragaman untuk menyukseskan agenda kemanusiaan yang melibatkan agama," katanya. (*/ADT)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2013
"Dialog antaragama penting untuk merespons perbedaan pandangan yang muncul dalam tataran sosial dan budaya yang sering dijadikan bahan untuk saling 'menyerang' satu sama lain," katanya di Yogyakarta, Sabtu.
Menurut dia, dialog antaragama juga dimaksudkan sebagai jalan untuk mereduksi pandangan atau stigma buruk antarpemeluk agama agar tidak semakin meluas.
"Kita semua berbeda, agama kita pun berbeda-beda, tetapi kita harus memegang dan menjaga prinsip persatuan dalam keragaman untuk menyukseskan agenda kemanusiaan yang melibatkan agama," katanya. (*/ADT)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2013