Ambon (Antara Bali) - Penerbangan pesawat Trigana Air rute Ambon - Dobo, ibu kota Kabupaten Kepulauan Aru, Maluku, Kamis, kembali normal, setelah sebelumnya terkendala larangan pengoperasian (sasi) bandara Rar Gwamar oleh seorang pemangku adat setempat pada Senin (27/5) subuh.
Beroperasinya kembali bandara itu ditandai penerbangan pesawat Trigana Air dari Bandara Internasional Pattimura Ambon, Kamis pagi, sekitar pukul 05.00 WIT.
Kepala Bandara Rar Gwamar Agus Laipenny, ketika dikonfirmasi dari Ambon, Senin pagi, membenarkan pesawat Trigana Air mendarat di sana sekitar pukul 08.00 WIT dan kembali terbang ke Ambon melalui Langgur, ibu kota Kabupaten Maluku Tenggara pada pukul 08.15 WIT.
"Manajemen Trigana Air mengakifkan penerbangan karena terjaminnya keamanan dan keselamatan pengoperasian pesawat ke Dobo," ujar Agus.
"Jadi sebenarnya soal keamanan maupun keselamatan penerbangan telah terjamin, namun manajemen Trigana Air sebelumnya masih enggan mengoperasikan pesawat ke sana," ujarnya.
Sebenarnya sasi yang dilakukan warga desa Durjela dipimpin kepala desa Luis Barends telah dibuka pemangku adat asal desa Wangel, Pieter Barends, pada Senin pagi sekitar pukul 06.30 WIT. (*/DWA)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2013
Beroperasinya kembali bandara itu ditandai penerbangan pesawat Trigana Air dari Bandara Internasional Pattimura Ambon, Kamis pagi, sekitar pukul 05.00 WIT.
Kepala Bandara Rar Gwamar Agus Laipenny, ketika dikonfirmasi dari Ambon, Senin pagi, membenarkan pesawat Trigana Air mendarat di sana sekitar pukul 08.00 WIT dan kembali terbang ke Ambon melalui Langgur, ibu kota Kabupaten Maluku Tenggara pada pukul 08.15 WIT.
"Manajemen Trigana Air mengakifkan penerbangan karena terjaminnya keamanan dan keselamatan pengoperasian pesawat ke Dobo," ujar Agus.
"Jadi sebenarnya soal keamanan maupun keselamatan penerbangan telah terjamin, namun manajemen Trigana Air sebelumnya masih enggan mengoperasikan pesawat ke sana," ujarnya.
Sebenarnya sasi yang dilakukan warga desa Durjela dipimpin kepala desa Luis Barends telah dibuka pemangku adat asal desa Wangel, Pieter Barends, pada Senin pagi sekitar pukul 06.30 WIT. (*/DWA)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2013