Bandarlampung (Antara Bali) - Perempuan penderita Human Immunodeficiency Virus/Acquired Immune Deficiency Syndrome di Lampung masih mengalami diskriminasi dalam pelayanan kesehatan, kata Koordinator Ikatan Perempuan Positif Indonesia (IPPI) Baby Nasution.
"Penjelasan dari beberapa perempuan yang terkana HIV/AIDS tersebut, mengaku kesulitan mendapatkan pelayanan seperti kesehatan reproduksi dan pelayanan kesehatan anak dan ibu," kata Baby Nasution di Bandarlampung, Kamis.
Menurutnya, keluhan diskriminasi dari perempuan positif HIV/AIDS di Lampung cukup tinggi dibandingkan dengan daerah-daerah lainnya.
"Selain perlakuan diskriminasi, stigma negatif dari masyarakat dan keluarga juga masih tinggi," ujar dia.
Dalam pertemuan yang membahas tentang kesehatan reproduksi perempuan, beberapa peserta positif HIV/AIDS sempat menangis karena mendapat perlakuan yang tidak wajar dari kalangan keluarga sendiri bahkan masyarakat. (*/DWA)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2013
"Penjelasan dari beberapa perempuan yang terkana HIV/AIDS tersebut, mengaku kesulitan mendapatkan pelayanan seperti kesehatan reproduksi dan pelayanan kesehatan anak dan ibu," kata Baby Nasution di Bandarlampung, Kamis.
Menurutnya, keluhan diskriminasi dari perempuan positif HIV/AIDS di Lampung cukup tinggi dibandingkan dengan daerah-daerah lainnya.
"Selain perlakuan diskriminasi, stigma negatif dari masyarakat dan keluarga juga masih tinggi," ujar dia.
Dalam pertemuan yang membahas tentang kesehatan reproduksi perempuan, beberapa peserta positif HIV/AIDS sempat menangis karena mendapat perlakuan yang tidak wajar dari kalangan keluarga sendiri bahkan masyarakat. (*/DWA)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2013