Negara (Antara Bali) - Kendaraan khususnya jenis truk yang mengantre untuk mendapatkan bahan bakar solar, masih terjadi di Kabupaten Jembrana nyaris tiap malam.

"Setiap hari rata-rata pasokan solar dari Pertamina sampai di SPBU kami sekitar pukul 19.00 wita. Karena banyak truk yang antre, sebentar saja sudah habis, dan menunggu pasokan hari selanjutnya," kata Manajer Operasional SPBU Jalan Jenderal Sudirman, Negara, Iskandar Alfan, Rabu.

Menurut Iskandar, SPBU yang ia kelola mendapatkan jatah pasokan solar dari Pertamina sebanyak 8 ton tiap hari.

"Meskipun saat ini jatah tersebut dirasa kurang, kami tidak bisa begitu saja menambah pasokan karena sudah diatur Pertamina. Sebenarnya, kalau truk-truk lintas pulau tidak beli disini, jatah tersebut cukup untuk truk-truk yang beroperasi di dalam Pulau Bali," ujarnya.

Agar truk-truk lokal bisa tetap beroperasi, Iskandar mengaku, pihaknya memprioritaskan truk lokal Kabupaten Jembrana untuk mendapatkan solar.

"Bukannya kami melarang truk dari luar membeli solar disini, tapi sementara ini kami prioritaskan yang lokal dulu. Menurut saya, SPBU didirikan di satu wilayah untuk melayani kendaraan di wilayah tersebut," katanya.

Meskipun kendaraan lokal diprioritaskan, Iskandar mengungkapkan, tetap diberlakukan pembatasan pembelian maksimal Rp250 ribu.

Menurutnya, dengan bahan bakar senilai tersebut, truk sudah bisa bolak-balik Negara ke Denpasar.

"Pembatasan pembelian yang kami lakukan juga menghitung jarak tempuh dari sini ke Denpasar. Dengan jatah tersebut, sudah cukup untuk truk," ujarnya.

Di sisi lain sebagai usaha bisnis, Iskandar mengakui, solar yang cepat habis memberikan keuntungan bagi perusahaannya.

"Saya kira semua pedagang sama, kalau habis barang yang ia jual tentu senang karena mendapatkan untung. Cuma untuk bahan bakar sedikit beda, karena menyangkut kebutuhan dan pelayanan orang banyak. Kalau bisa, biar semua pembeli mendapatkannya," katanya.(GBI)

Pewarta: Oleh: Gembong Ismadi

Editor : Gembong Ismadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2013