Jakarta (Antara Bali) - Pakar Epidemologi Universitas Indonesia dr Tri Yunis Miko Wahyono mengimbau masyarakat berhati-hati menggunakan lotion antinyamuk untuk mencegah penularan demam berdarah dengue karena penggunaan dalam jangka panjang akan berakibat pada kesehatan kulit.
"Apabila ditinjau dari produk kimia, semacam lotion jika dipakai secara terus-menerus akan menimbulkan iritasi kulit," katanya usai konferensi pers dan diskusi yang bertajuk ""Langkah Pencegahan Demam Berdarah Paling Efektif" di Rumah Sakit Umum Pusat Fatmawati, Jakarta, Rabu.
Tri menilai bukan hanya kulit yang akan mengalami iritasi, tetapi juga nyamuk akan resisten terhadap obat yang dipakai untuk mengusirnya.
"Ada dua kemungkinan kalau kita menggunakan lotion ataupun 'spray' antinyamuk (obat nyamuk semprot), yaitu kita yang terkena penyakit, seperti iritasi tadi serta nyamuknya yang resisten atau tambah kebal terhadap obat," katanya.
Dia menyarankan agar masyarakat membaca aturan pakai sebelum menggunakan lotion atau obat antinyamuk semprot tersebut. "Ini juga harus menjadi perhatian pemerintah, yakni pengawasan karena sebagian besar masyarakat pengguna losion yakni masyarakat menengah ke bawah," katanya. (LHS)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2013
"Apabila ditinjau dari produk kimia, semacam lotion jika dipakai secara terus-menerus akan menimbulkan iritasi kulit," katanya usai konferensi pers dan diskusi yang bertajuk ""Langkah Pencegahan Demam Berdarah Paling Efektif" di Rumah Sakit Umum Pusat Fatmawati, Jakarta, Rabu.
Tri menilai bukan hanya kulit yang akan mengalami iritasi, tetapi juga nyamuk akan resisten terhadap obat yang dipakai untuk mengusirnya.
"Ada dua kemungkinan kalau kita menggunakan lotion ataupun 'spray' antinyamuk (obat nyamuk semprot), yaitu kita yang terkena penyakit, seperti iritasi tadi serta nyamuknya yang resisten atau tambah kebal terhadap obat," katanya.
Dia menyarankan agar masyarakat membaca aturan pakai sebelum menggunakan lotion atau obat antinyamuk semprot tersebut. "Ini juga harus menjadi perhatian pemerintah, yakni pengawasan karena sebagian besar masyarakat pengguna losion yakni masyarakat menengah ke bawah," katanya. (LHS)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2013