Denpasar (Antara Bali) - Pengusaha hotel di Bali telah mengantisipasi kenaikan tarif dasar listrik (TDL) dengan menyiapkan harga kontrak kamar dengan agen perjalanan wisata sejak awal.
"Antisipasi yang dilakukan oleh para pengusaha dan pengelola hotel itu tidak sampai mempengaruhi harga akomodasi wisata tersebut," kata Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Bali, Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati, di Denpasar, Selasa.
Dia berharap pemerintah juga mempersempit ruang persaingan tidak sehat yang terjadi antarhotel seiring dengan kenaikan TDL. Salah satu cara yang mudah dilaksanakan oleh pemerintah daerah adalah dengan mengontrol penerbitan perizinan hotel baru.
Menurut dia, persaingan industri perhotelan di Pulau Dewata ini terasa semakin berat dengan adanya kenaikan tarif listrik tersebut sebab biaya operasional bertambah.
Hotel di Bali mengonsumsi listrik sangat besar sebab hampir 24 jam terus beroperasi berbeda dengan industri lainnya yang jam operasionalnya ada istirahatnya. (IGT)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2013
"Antisipasi yang dilakukan oleh para pengusaha dan pengelola hotel itu tidak sampai mempengaruhi harga akomodasi wisata tersebut," kata Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Bali, Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati, di Denpasar, Selasa.
Dia berharap pemerintah juga mempersempit ruang persaingan tidak sehat yang terjadi antarhotel seiring dengan kenaikan TDL. Salah satu cara yang mudah dilaksanakan oleh pemerintah daerah adalah dengan mengontrol penerbitan perizinan hotel baru.
Menurut dia, persaingan industri perhotelan di Pulau Dewata ini terasa semakin berat dengan adanya kenaikan tarif listrik tersebut sebab biaya operasional bertambah.
Hotel di Bali mengonsumsi listrik sangat besar sebab hampir 24 jam terus beroperasi berbeda dengan industri lainnya yang jam operasionalnya ada istirahatnya. (IGT)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2013