Jakarta (Antara Bali) - Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa dan rekan sejawatnya dari Australia, Bob Carr, akan membuka sekaligus memimpin dan menjadi ketua bersama pertemuan Tingkat Menteri ke-5 Proses Bali di Nusa dua, Bali, pada 1-2 April 2013.
Dalam siaran persnya yang diterima di Jakarta, Sabtu Direktur Informasi dan Media Kemlu PLE menyatakan "Bali Regional Ministerial Conference on People Smuggling, Trafficking in Persons, and Related Transnational Crime BRMC V) ini akan dihadiri para pejabat setingkat menteri dari 49 anggota, 19 negara peninjau dan 11 organisasi international (ADB, Bank Dunia, UNDP, ILO, Interpol, ICMPD, IGC, IFRC, ICRC, dan APC).
"Indonesia, Australia, Selandia Baru, Thailand, bersama wakil UNHCR dan IOM menjadi anggota Bali Process Steering Group," kata Priatna.
Enam anggota itu bersama 11 negara, yakni Afghanistan, Bangladesh, India, Malaysia, Maldives, Myanmar, Pakistan, Filipina, Sri Lanka, Amerika Serikat, dan Vietnam menjadi anggota Bali Process Ad Hoc Group Countries.
Pertemuan akan menghasilkan Co-Chairs Statement, yang berisikan arahan-arahan konkret kerja sama Bali Process dalam mengatasi permasalahan penyelundupan manusia dan perdagangan orang.
Direktur Jenderal Multilateral, Dubes Hassan Kleib dan Direktur Keamanan Internasional dan Perlucutan Senjata (KIPS), Kemlu Febrian Ruddyard, akan menjadi tuan rumah yang memandu jalannya pertemuan internasional ini.
Forum BRMC ini didirikan di Bali melalui penyelenggaraan BRMC 1 pada tahun 2002, yang menjadi satu-satunya mekanisme kawasan untuk menanggulangi kejahatan penyelundupan manusia dan perdagangan orang, yang melibatkan negara asal, negara transit dan negara tujuan.
Indonesia menjadi negara transit dan negara tujuan penyelundupan manusia. Indonesia, dalam derajat tertentu, juga merupakan negara asal korban kejahatan perdagangan manusia. (*/M038)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2013
Dalam siaran persnya yang diterima di Jakarta, Sabtu Direktur Informasi dan Media Kemlu PLE menyatakan "Bali Regional Ministerial Conference on People Smuggling, Trafficking in Persons, and Related Transnational Crime BRMC V) ini akan dihadiri para pejabat setingkat menteri dari 49 anggota, 19 negara peninjau dan 11 organisasi international (ADB, Bank Dunia, UNDP, ILO, Interpol, ICMPD, IGC, IFRC, ICRC, dan APC).
"Indonesia, Australia, Selandia Baru, Thailand, bersama wakil UNHCR dan IOM menjadi anggota Bali Process Steering Group," kata Priatna.
Enam anggota itu bersama 11 negara, yakni Afghanistan, Bangladesh, India, Malaysia, Maldives, Myanmar, Pakistan, Filipina, Sri Lanka, Amerika Serikat, dan Vietnam menjadi anggota Bali Process Ad Hoc Group Countries.
Pertemuan akan menghasilkan Co-Chairs Statement, yang berisikan arahan-arahan konkret kerja sama Bali Process dalam mengatasi permasalahan penyelundupan manusia dan perdagangan orang.
Direktur Jenderal Multilateral, Dubes Hassan Kleib dan Direktur Keamanan Internasional dan Perlucutan Senjata (KIPS), Kemlu Febrian Ruddyard, akan menjadi tuan rumah yang memandu jalannya pertemuan internasional ini.
Forum BRMC ini didirikan di Bali melalui penyelenggaraan BRMC 1 pada tahun 2002, yang menjadi satu-satunya mekanisme kawasan untuk menanggulangi kejahatan penyelundupan manusia dan perdagangan orang, yang melibatkan negara asal, negara transit dan negara tujuan.
Indonesia menjadi negara transit dan negara tujuan penyelundupan manusia. Indonesia, dalam derajat tertentu, juga merupakan negara asal korban kejahatan perdagangan manusia. (*/M038)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2013