Yogyakarta (Antara Bali) - Para pengelola objek wisata Gua Pindul, Karangmojo, Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, seharusnya menghindari terjadinya konflik, sehingga tidak justru merugikan pengembangan pariwisata.

"Kasus konflik pengelolaan objek wisata Gua Pindul, mestinya bisa dihindari. Antarpengelola objek wisata itu tidak sampai terjadi konflik," kata Ketua Yayasan Widya Budaya Yogyakarta Widi Utaminingsih, Rabu.

Menurut praktisi pariwisata dan kebudayaan itu, kasus konflik antarpengelola objek tidak saja berdampak bagi kunjungan wisatawan, namun juga berpengaruh pada pertumbuhan perekonomian akibat terganggunya kedatangan pelancong.

"Dari penjual jasa penunjuk jalan menuju objek wisata hingga penjual cinderamata, kuliner, sampai ke pengelola 'homestay' jelas akan dirugikan akibat konflik seperti itu," kata Widi Utamininigsih yang yayasannya bergerak di bidang studi pengembangan pariwisata dan kebudayaan berbasis potensi lokal.

Sementara itu, pelaku jasa pariwisata Fantoni mengatakan konflik yang terjadi di Gua Pindul harus bisa menjadi pelajaran bagi pengelolaan objek wisata lain di DIY agar  lebih berhati-hati.

"Jangan sampai kasus  yang menimpa pengelola objek wisata Gua Pindul di Bejiharjo, Karangmojo, terjadi pada pengelola objek wisata lain. Seharusnya kasus seperti itu  bisa dihindari," katanya. (LHS/T007)

Pewarta:

Editor : Nyoman Budhiana


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2013