Denpasar (Antara Bali) - Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar tahun 2013-2017 memprioritaskan program penelitian, penciptaan, desain, dan pengabdian masyarakat dalam bentuk "ngayah" untuk periode 2013-2017.
"Upaya tersebut diharapkan mampu meningkatkan kualitas sumber daya dan tata kelola lembaga pendidikan tinggi seni ini," kata Pembantu Rektor II ISI Denpasar Dr I Gede Arya Sugiartha di Denpasar, Jumat.
Dia yang segera dilantik menjadi Rektor ISI Denpasar, menggantikan seniornya, Prof I Wayan Rai, itu menambahkan bahwa program kerjanya akan berorientasi pada peningkatan kualitas pendidikan dengan pembenahan pengembangan bidang ilmu.
Pengembangan bidang-bidang ilmu seni budaya itu sekaligus untuk membangun jiwa, semangat kewirausahaan yang profesional. "Upaya mewujudkan sasaran itu diimbangi dengan meningkatkan kapasitas kerja sama mutualisme dengan berbagai pihak, baik di dalam maupun luar negeri," ujar Arya Sugiartha.
ISI Denpasar selama ini melakukan kegiatan "ngayah" sebagai salah satu bentuk pengabdian masyarakat, pendidikan dan penelitian saat warga menggelar acara ritual berskala besar. (*/T007)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2013
"Upaya tersebut diharapkan mampu meningkatkan kualitas sumber daya dan tata kelola lembaga pendidikan tinggi seni ini," kata Pembantu Rektor II ISI Denpasar Dr I Gede Arya Sugiartha di Denpasar, Jumat.
Dia yang segera dilantik menjadi Rektor ISI Denpasar, menggantikan seniornya, Prof I Wayan Rai, itu menambahkan bahwa program kerjanya akan berorientasi pada peningkatan kualitas pendidikan dengan pembenahan pengembangan bidang ilmu.
Pengembangan bidang-bidang ilmu seni budaya itu sekaligus untuk membangun jiwa, semangat kewirausahaan yang profesional. "Upaya mewujudkan sasaran itu diimbangi dengan meningkatkan kapasitas kerja sama mutualisme dengan berbagai pihak, baik di dalam maupun luar negeri," ujar Arya Sugiartha.
ISI Denpasar selama ini melakukan kegiatan "ngayah" sebagai salah satu bentuk pengabdian masyarakat, pendidikan dan penelitian saat warga menggelar acara ritual berskala besar. (*/T007)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2013