Singaraja (Antara Bali) - PT Bali Global Energy (BGE) tetap akan membangun kilang gas terapung di perairan laut Gerokgak, meskipun ditolak oleh Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana.
Presiden Direktur PT BGE Ketut Susanta di Singaraja, Kabupaten Buleleng, Rabu, mengatakan, peletakan batu pertama di perairan laut Desa Patas, Kecamatan Gerokgak, itu akan dilakukan, Minggu (3/3).
"Kami sudah mengantongi izin dari Pemkab Buleleng, Pemprov Bali, Ditjen Migas, dan Kementerian Perhubungan," katanya.
Menurut dia, keberadaan kilang gas terapung itu sangat dibutuhkan untuk menyuplai kebutuhan energi listrik di Pulau Bali. GBE merupakan perusahaan patungan (joint venture). Di dalamnya ada kepemilikan modal Perusahaan Daerah Provinsi Bali sekitar 25 persen, investor asal Thailand (35 persen), dan perusahaan swasta nasional (40 persen).
"Perusahaan yang kami pimpin ini merupakan anak Perusda Bali yang bergerak di bidang pengelolaan migas," kata Susanta mengungkapkan.
Ia menjelaskan bahwa kilang gas terapung atau "Floating Storage Regasifikasi Unit" (FSRU) di perairan wilayah Gerokgak sebagai upaya pemerintah dalam merealisasikan program "Bali Clean and Green".
"Perusahaan kami juga menjalankan program konversi bahan bakar pembangkit listrik dengan investasi secara keseluruhan mencapai Rp1,35 triliun, termasuk pembelian kapal," katanya. (MDE/M038)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2013
Presiden Direktur PT BGE Ketut Susanta di Singaraja, Kabupaten Buleleng, Rabu, mengatakan, peletakan batu pertama di perairan laut Desa Patas, Kecamatan Gerokgak, itu akan dilakukan, Minggu (3/3).
"Kami sudah mengantongi izin dari Pemkab Buleleng, Pemprov Bali, Ditjen Migas, dan Kementerian Perhubungan," katanya.
Menurut dia, keberadaan kilang gas terapung itu sangat dibutuhkan untuk menyuplai kebutuhan energi listrik di Pulau Bali. GBE merupakan perusahaan patungan (joint venture). Di dalamnya ada kepemilikan modal Perusahaan Daerah Provinsi Bali sekitar 25 persen, investor asal Thailand (35 persen), dan perusahaan swasta nasional (40 persen).
"Perusahaan yang kami pimpin ini merupakan anak Perusda Bali yang bergerak di bidang pengelolaan migas," kata Susanta mengungkapkan.
Ia menjelaskan bahwa kilang gas terapung atau "Floating Storage Regasifikasi Unit" (FSRU) di perairan wilayah Gerokgak sebagai upaya pemerintah dalam merealisasikan program "Bali Clean and Green".
"Perusahaan kami juga menjalankan program konversi bahan bakar pembangkit listrik dengan investasi secara keseluruhan mencapai Rp1,35 triliun, termasuk pembelian kapal," katanya. (MDE/M038)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2013