Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Dinsos PPPA) Bali memberikan pelatihan vokasi pembuatan kue kepada anak terlantar yang selama ini dirawat di panti asuhan.
“Pelatihan vokasi dalam bentuk pelatihan pembuatan kue ini rutin dilakukan, ada materi dan praktik serta pemberian sarana dan prasarana untuk pembuatan kue,” kata Kepala Dinsos Bali Luh Ayu Aryani di Denpasar, Selasa.
Dia menjelaskan, peserta kali ini adalah 30 anak yang berasal dari lembaga kesejahteraan sosial anak (LKSA) Tat Twam Asi, LKSA KH. Mas Mansyur, LKSA SOS Desa Taruna, LKSA Widya Asih, LKSA Anak-Anak Bali, LKSA Benih Harapan, LKSA Sekar Pengharapan, LKSA Sahabat Anak Bali, PSAA Udiyana Wiguna, LKSA Widya Asih, dan LKSA Semara Putra.
Luh Ayu mengatakan, minat anak-anak di panti asuhan telah dipetakan sehingga mereka yang hadir pelatihan sudah sesuai minat, dan pengetahuan di pelatihan dapat dimanfaatkan di kemudian hari.
Dinsos Bali juga berencana untuk memberi pelatihan vokasi lanjutan seperti belajar pengemasan dan promosi usaha.
Kegiatan pelatihan yang dikemas dalam kegiatan bimbingan fisik, mental, spiritual, dan sosial ini berlangsung hingga 13 Juli 2024, dengan tujuan untuk mengembangkan kemandirian anak terlantar.
"Diharapkan kegiatan ini mampu meningkatkan keterampilan bagi anak terlantar di dalam panti, terciptanya kesempatan kepada anak terlantar dalam pemenuhan haknya untuk bisa mandiri,” ujar Luh Ayu.
Lebih lanjut ia menyampaikan bahwa hal ini merupakan pola penanganan yang dipilih untuk menyelesaikan masalah sosial yang semakin kompleks di Bali.
Menurutnya, memberi pelayanan prima kepada masyarakat khususnya penanganan masalah kesejahteraan sosial anak terlantar di dalam panti asuhan merupakan tanggung jawab Pemprov Bali, sehingga biaya dalam pelatihan dan pemberian sarana prasarana ini bersumber dari APBD Provinsi Bali.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2024
“Pelatihan vokasi dalam bentuk pelatihan pembuatan kue ini rutin dilakukan, ada materi dan praktik serta pemberian sarana dan prasarana untuk pembuatan kue,” kata Kepala Dinsos Bali Luh Ayu Aryani di Denpasar, Selasa.
Dia menjelaskan, peserta kali ini adalah 30 anak yang berasal dari lembaga kesejahteraan sosial anak (LKSA) Tat Twam Asi, LKSA KH. Mas Mansyur, LKSA SOS Desa Taruna, LKSA Widya Asih, LKSA Anak-Anak Bali, LKSA Benih Harapan, LKSA Sekar Pengharapan, LKSA Sahabat Anak Bali, PSAA Udiyana Wiguna, LKSA Widya Asih, dan LKSA Semara Putra.
Luh Ayu mengatakan, minat anak-anak di panti asuhan telah dipetakan sehingga mereka yang hadir pelatihan sudah sesuai minat, dan pengetahuan di pelatihan dapat dimanfaatkan di kemudian hari.
Dinsos Bali juga berencana untuk memberi pelatihan vokasi lanjutan seperti belajar pengemasan dan promosi usaha.
Kegiatan pelatihan yang dikemas dalam kegiatan bimbingan fisik, mental, spiritual, dan sosial ini berlangsung hingga 13 Juli 2024, dengan tujuan untuk mengembangkan kemandirian anak terlantar.
"Diharapkan kegiatan ini mampu meningkatkan keterampilan bagi anak terlantar di dalam panti, terciptanya kesempatan kepada anak terlantar dalam pemenuhan haknya untuk bisa mandiri,” ujar Luh Ayu.
Lebih lanjut ia menyampaikan bahwa hal ini merupakan pola penanganan yang dipilih untuk menyelesaikan masalah sosial yang semakin kompleks di Bali.
Menurutnya, memberi pelayanan prima kepada masyarakat khususnya penanganan masalah kesejahteraan sosial anak terlantar di dalam panti asuhan merupakan tanggung jawab Pemprov Bali, sehingga biaya dalam pelatihan dan pemberian sarana prasarana ini bersumber dari APBD Provinsi Bali.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2024