Tabanan (Antara BALI) - Bencana angin puting beliung mengakibatkan kerusakan pada dua unit bangunan di dalam Pura Puseh Desa Adat Pandak Gede, Kabupaten Tabanan, Senin.

"Angin bertiup kencang sekitar pukul 03.00 Wita itu mengakibatkan Meru Tumpang Tujuh setinggi 21 meter roboh dan menimpa bangunan Pelinggih Surya," kata Dewa Made Yasa selaku Seketaris Panitia Pembangunan Pura Puseh Desa Adat Pandak Gede.

Bangunan pura tersebut baru selesai direnovasi dan mulai dimanfaatkan untuk peribadatan umat Hindu di desa adat itu pada Oktober 2012. Biaya pembangunan menara setinggi 21 meter itu diperkirakan mencapai Rp500 juta.

"Kalau keseluruhan biaya untuk pemugaran pura ini mencapai Rp2,5 miliar," kata Made Yasa.

Pihaknya sudah melaporkan kerusakan bangunan pura yang diterjang puting beliung itu kepada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tabanan. "Kami dan `prajuru` Desa Pakraman Pandak Gede juga akan membicarakan masalah kerusakan pura itu," katanya.

Sementara itu, dalam waktu yang bersamaan Pura Luhur Gedong Desa Adat Pejaten juga mengalami kerusakan akibat tertimpa pohon beringin yang usianya ratusan tahun. Pohon beringin tersebut tumbang dan menimpa bangunan Balai Gong dan dinding Pura Luhur Gedong dengan kerugian ditaksir mencapai Rp100 juta.

Angin puting beliung di Banjar Samsaman, Desa Adat Kukuh, Kecamatan Kerambitan, juga merusakkan sedikitnya 15 unit rumah warga. Bencana alam di Kabupaten Tabanan itu tidak sampai menimbulkan jatuhnya korban jiwa. (EKA/M038/T007)

Pewarta:

Editor : Nyoman Budhiana


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2013