Jakarta (Antara Bali) - Dokter spesialis anak dr H Tb Rachmat Sentika Sp MARS mengatakan penting bagi orang tua untuk menyiapkan bekal sehat bagi anak ketika berangkat ke sekolah.
"Makanan sangat penting bagi pertumbuhan anak. Untuk itu, orang tua perlu memperhatikan makanan yang dimakan oleh anak di sekolah," kata Staf Ahli Menko Kesra tersebut dalam konferensi pers Aku Anak Sehat di Jakarta, Rabu.
Bekal sehat, sambung dia, hendaknya mengandung lima unsur yakni karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral. Untuk karbohidrat, ia hanya menyarankan hanya sekitar 30 persen dari bekal anak itu.
"Yang perlu diperbanyak adalah sumber protein sekitar 40 persen. Protein berasal dari tempe, telur, ayam, ikan dan sebagainya," kata Rachmat.
Namun sayangnya, hingga saat ini hanya 18 persen dari anak sekolah yang membawa bekal sekolah. Sisanya diberikan uang jajan oleh orang tuanya dengan kisaran Rp2.000 hingga Rp5.000.
Dengan uang jajan yang hanya Rp2.000 hingga Rp5.000 tersebut, lanjut dia, dipastikan jajanan yang didapat tidak terperhatikan nilai gizinya.
"Untuk itu perlu digalakkan membawa bekal ke sekolah agar anak SD tidak kekurangan gizi," kata dia.
Berdasarkan data BPOM, dalam kurun 2008-2010 jajanan sekolah yang memenuhi syarat sekitar 56 hingga 60 persen. Kemudian meningkat menjadi 65 persen pada 2011 dan 76 persen pada 2012. (LHS)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2013
"Makanan sangat penting bagi pertumbuhan anak. Untuk itu, orang tua perlu memperhatikan makanan yang dimakan oleh anak di sekolah," kata Staf Ahli Menko Kesra tersebut dalam konferensi pers Aku Anak Sehat di Jakarta, Rabu.
Bekal sehat, sambung dia, hendaknya mengandung lima unsur yakni karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral. Untuk karbohidrat, ia hanya menyarankan hanya sekitar 30 persen dari bekal anak itu.
"Yang perlu diperbanyak adalah sumber protein sekitar 40 persen. Protein berasal dari tempe, telur, ayam, ikan dan sebagainya," kata Rachmat.
Namun sayangnya, hingga saat ini hanya 18 persen dari anak sekolah yang membawa bekal sekolah. Sisanya diberikan uang jajan oleh orang tuanya dengan kisaran Rp2.000 hingga Rp5.000.
Dengan uang jajan yang hanya Rp2.000 hingga Rp5.000 tersebut, lanjut dia, dipastikan jajanan yang didapat tidak terperhatikan nilai gizinya.
"Untuk itu perlu digalakkan membawa bekal ke sekolah agar anak SD tidak kekurangan gizi," kata dia.
Berdasarkan data BPOM, dalam kurun 2008-2010 jajanan sekolah yang memenuhi syarat sekitar 56 hingga 60 persen. Kemudian meningkat menjadi 65 persen pada 2011 dan 76 persen pada 2012. (LHS)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2013