PT Pertamina Patra Niaga bersama pemerintah daerah di Bali mengadakan operasi pasar LPG subsidi ukuran tiga kilogram, sekaligus menambah stoknya di pangkalan resmi karena tingginya permintaan beberapa minggu terakhir.
"Tambahan penyaluran LPG tiga kilogram subsidi itu sebagai salah satu upaya menstabilkan kebutuhan masyarakat," kata Area Manager Communications, Relation and CSR Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Timur, Bali dan Nusa Tenggara Ahad Rahedi di Denpasar, Bali, Rabu.
Adapun total stok yang ditambah mencapai 411.040 tabung LPG berwarna hijau tersebut dan masih akan ditambah lagi sebanyak 264.880 tabung.
Ia menjelaskan untuk pelaksanaan penyaluran berikutnya pihaknya bersama pemerintah daerah terus berkoordinasi dalam mengambil langkah strategis guna memenuhi kebutuhan energi masyarakat.
Sebelumnya, pihaknya bersama pemerintah kabupaten/kota di Bali menyalurkan langsung kepada masyarakat kurang mampu atau operasi pasar pada 9 dan 23 Mei serta 1 Juni 2024 untuk konsumsi rumah tangga dan usaha mikro.
"Untuk membeli LPG pada kegiatan itu, masyarakat tetap diwajibkan menyertakan nomor induk kependudukan (NIK) yang tercantum di KTP atau KK," imbuh Ahad.
Harga jual LPG subsidi ukuran tiga kilogram itu dalam operasi pasar tersebut mencapai Rp18 ribu per tabung sesuai harga eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan oleh Gubernur Bali.
Ia menambahkan operasi pasar digelar menyikapi tingginya konsumsi LPG tiga kilogram terutama di daerah wisata di Bali saat libur panjang akhir Mei dan meningkatnya kunjungan wisatawan menjelang musim liburan pada Juni 2024.
Pihaknya mencatat kebutuhan LPG untuk wilayah Bali secara keseluruhan disuplai dari 16 stasiun pengisian dan pengangkutan bulk elpiji (SPPBE) melalui penugasan pemerintah (PSO) dan empat SPPBE non-PSO.
LPG itu kemudian disalurkan melalui 112 agen LPG PSO dan 22 agen LPG non-PSO kepada 3.716 pangkalan yang tersebar di seluruh kota/kabupaten provinsi Bali dengan rata-rata pengiriman harian ke masing-masing pangkalan sebanyak 20 hingga 100 tabung.
Ahad menambahkan sesuai Peraturan Menteri ESDM Nomor 26 Tahun 2009 tentang Penyediaan dan Pendistribusian LPG, pihaknya melakukan fungsi pengawasan mulai dari SPPBE, agen, hingga pangkalan.
"Artinya, titik poin terakhir pendistribusian adalah di pangkalan, bukan di pengecer ataupun warung," ucapnya.
LPG tiga kilogram, lanjut dia, merupakan barang bersubsidi dengan kuota yang ditetapkan oleh pemerintah dan peruntukannya untuk masyarakat dengan ekonomi kurang mampu/miskin yang bisa dibeli di pangkalan sesuai HET sebesar Rp18 ribu.
Ia mengajak masyarakat yang tergolong kelompok ekonomi mampu untuk tidak menggunakan LPG tiga kilogram subsidi dan beralih menggunakan produk nonsubsidi.
"Jika masyarakat kesulitan mendapatkan LPG tiga kilogram di wilayah sekitar tempat tinggalnya juga bisa menghubungi pusat nomor 135," katanya.
Baca juga: Pemprov Bali ubah sistem distribusi elpiji 3 kg
Baca juga: Disperindag Denpasar optimalkan pengawasan distribusi elpiji 3 kg
Baca juga: Pertamina berikan sanksi ke pangkalan LPG nakal di Denpasar
Baca juga: Pertamina tambah 138.320 stok LPG subsidi di Bali
Baca juga: BUMDes di Bali disiapkan jadi pangkalan elpiji 3 kilogram
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2024