Ratusan umat Budha melaksanakan upacara perayaan Tri Suci Waisak 2568 BE/2024 yang digelar di Brahmavihara Arama, Desa Tegeha, Banjar, Buleleng, Bali.
“Perbedaan khususnya adalah, tahun ini kita mencoba dengan mengemas yang namanya nasi yasa lalu di waktu rahat (istirahat) diadakan syukuran dengan makan bersama,” tutur Pandita Madya, Romo Ketut Rendah di Buleleng, Kamis (23/5) malam.
Ia mengatakan, sekitar 500 kotak nasi yasa (nasi yang berisi lauk pauk sederhana) dan akan dinikmati oleh umat, usai dilaksanakan puja.
Menurutnya, persiapan untuk Tri Suci Waisak sudah dimulai sejak Minggu (19/5), dan puncaknya adalah hari Kamis ini, yang diawali dengan pradaksina, yaitu mengusung relik Budha yang diikuti oleh Pandita dan umat, mengelilingi Stupa sebanyak tiga kali.
Ia menambahkan, ada pembacaan ayat suci oleh anak-anak sekolah minggu, dan dilanjutkan dengan puja, penyampaian pesan Waisak, syukuran sembari menyaksikan tari-tarian, dan puncaknya dilaksanakan meditasi tepat pukul 21.52 WITA.
Pengelola Brahmavihara Arama, Ida Bagus Rahoela, menjelaskan sebulan sebelum puncak Tri Suci Waisak, telah dilaksanakan berbagai acara seperti ceramah, diskusi hingga meditasi.
"Disebut dengan sebulan pendalaman dharma, yang biasanya diikuti oleh orang-orang dewasa," jelas Rahoela.
Meskipun sibuk sedari pagi, semua warga hingga anak-anak terlihat antusias turut membantu persiapan perayaan Tri Suci Waisak.
Romo Ketut Rendah berharap, melalui hari Waisak ini, umat menjadi lebih memahami makna dari kehidupan, dan semua makhluk tanpa terkecuali dapat terbebas dari lahir, rasa sakit hingga kematian.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2024
“Perbedaan khususnya adalah, tahun ini kita mencoba dengan mengemas yang namanya nasi yasa lalu di waktu rahat (istirahat) diadakan syukuran dengan makan bersama,” tutur Pandita Madya, Romo Ketut Rendah di Buleleng, Kamis (23/5) malam.
Ia mengatakan, sekitar 500 kotak nasi yasa (nasi yang berisi lauk pauk sederhana) dan akan dinikmati oleh umat, usai dilaksanakan puja.
Menurutnya, persiapan untuk Tri Suci Waisak sudah dimulai sejak Minggu (19/5), dan puncaknya adalah hari Kamis ini, yang diawali dengan pradaksina, yaitu mengusung relik Budha yang diikuti oleh Pandita dan umat, mengelilingi Stupa sebanyak tiga kali.
Ia menambahkan, ada pembacaan ayat suci oleh anak-anak sekolah minggu, dan dilanjutkan dengan puja, penyampaian pesan Waisak, syukuran sembari menyaksikan tari-tarian, dan puncaknya dilaksanakan meditasi tepat pukul 21.52 WITA.
Pengelola Brahmavihara Arama, Ida Bagus Rahoela, menjelaskan sebulan sebelum puncak Tri Suci Waisak, telah dilaksanakan berbagai acara seperti ceramah, diskusi hingga meditasi.
"Disebut dengan sebulan pendalaman dharma, yang biasanya diikuti oleh orang-orang dewasa," jelas Rahoela.
Meskipun sibuk sedari pagi, semua warga hingga anak-anak terlihat antusias turut membantu persiapan perayaan Tri Suci Waisak.
Romo Ketut Rendah berharap, melalui hari Waisak ini, umat menjadi lebih memahami makna dari kehidupan, dan semua makhluk tanpa terkecuali dapat terbebas dari lahir, rasa sakit hingga kematian.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2024