Magelang (Antara Bali) - Sebanyak 17 grup kesenian di sekitar Candi Borobudur bakal memeriahkan peringatan 10 tahun komunitas masyarakat setempat bernama Warung Info Jagad Cleguk (WIJC) Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, pada Sabtu (16/2) malam.
"Mereka akan mengikuti kirab budaya, performa ritual, dan pementasan kesenian saat peringatan komunitas kami," kata pemimpin WIJC Borobudur Sucoro di Borobudur, Jumat.
Ia menjelaskan komunitas yang berdiri sejak 7 Februari 2003 itu, selain untuk mendorong usaha-usaha konservasi Candi Borobudur dengan kawasannya juga mengembangkan kesenian dan kepariwisataan di daerah itu.
Selain itu, pihaknya juga membangun jejaring dengan berbagai kalangan yang berkepentingan terhadap konservasi Candi Borobudur dengan kawasannya.
Berbagai kegiatan seni dan budaya yang diprakarsai WIJC selama ini di sejumlah desa di sekitar Candi Borobudur, katanya, antara lain berjudul "Ruwat Rawat Borobudur", "Sedekah Gunung", "Sedekah Punthuk Setumbu", "Ritual Gaib", "Ruwat Sengkolo", "Renungan Budaya Siwi", "Sedekah Sendang Suruh", dan "Sedekah Kedung Winong".
Pihaknya juga mendata berbagai kesenian tradisional di sekitar Candi Borobduru seperti musik "Piturut", tarian "Ndayakan", "Topeng Ireng", "Jatilan", "Kuda Lumping", "Gatoloco", musik islami "Slawatan", tarian "Kubro Siswo", "Wayang Kulit", dan "Lengger".
"Kami juga ingin mewujudkan masyarakat cinta seni dan budaya, serta pariwisata yang berbasis masyarakat dengan tidak meninggalkan kelestarian Borobudur," paparnya.
Ia mengatakan peringatan 10 tahun WIJC sebagai kesempatan anggota komunitas itu merefleksikan perjalanan mereka dalam melestarikan dan mengembangkan kesenian dan kebudayaan di kawasan Candi Borobudur. (LHS/T007)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2013
"Mereka akan mengikuti kirab budaya, performa ritual, dan pementasan kesenian saat peringatan komunitas kami," kata pemimpin WIJC Borobudur Sucoro di Borobudur, Jumat.
Ia menjelaskan komunitas yang berdiri sejak 7 Februari 2003 itu, selain untuk mendorong usaha-usaha konservasi Candi Borobudur dengan kawasannya juga mengembangkan kesenian dan kepariwisataan di daerah itu.
Selain itu, pihaknya juga membangun jejaring dengan berbagai kalangan yang berkepentingan terhadap konservasi Candi Borobudur dengan kawasannya.
Berbagai kegiatan seni dan budaya yang diprakarsai WIJC selama ini di sejumlah desa di sekitar Candi Borobudur, katanya, antara lain berjudul "Ruwat Rawat Borobudur", "Sedekah Gunung", "Sedekah Punthuk Setumbu", "Ritual Gaib", "Ruwat Sengkolo", "Renungan Budaya Siwi", "Sedekah Sendang Suruh", dan "Sedekah Kedung Winong".
Pihaknya juga mendata berbagai kesenian tradisional di sekitar Candi Borobduru seperti musik "Piturut", tarian "Ndayakan", "Topeng Ireng", "Jatilan", "Kuda Lumping", "Gatoloco", musik islami "Slawatan", tarian "Kubro Siswo", "Wayang Kulit", dan "Lengger".
"Kami juga ingin mewujudkan masyarakat cinta seni dan budaya, serta pariwisata yang berbasis masyarakat dengan tidak meninggalkan kelestarian Borobudur," paparnya.
Ia mengatakan peringatan 10 tahun WIJC sebagai kesempatan anggota komunitas itu merefleksikan perjalanan mereka dalam melestarikan dan mengembangkan kesenian dan kebudayaan di kawasan Candi Borobudur. (LHS/T007)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2013