Negara (Antara Bali) - Pemkab Jembrana memutuskan tidak melanjutkan penanganan aset yang mangkrak seperti produksi air laut menjadi air minum Megumi dan Kapal Jimbarsegara, meskipun keduanya telah menyedot uang negara puluhan miliar rupiah.
"Untuk Megumi dan Kapal Jimbarsegara tidak mungkin kami lanjutkan. Kami sudah melakukan kajian akademis, dibutuhkan dana yang tidak sedikit untuk menghidupkan kembali dua usaha tersebut," kata Bupati Jembrana, I Putu Artha di Negara, Kamis.
Menurut Artha, pihaknya tidak berani melanjutkan penanganan kedua perusahaan daerah tersebut, karena tidak ada jaminan jika digelontor modal lagi, Megumi maupun Kapal Jimbarsegara akan bisa menghasilkan.
Selain itu, kata Artha, khusus untuk Megumi, saat ini sudah dihibahkan kepada Perusahaan Daerah (Perusda) Jembrana, sehingga menjadi tanggungjawab perusahaan tersebut untuk mengelolanya.
"Kalau kami berikan dana lagi kepada perusda untuk modal Megumi lagi, bisa-bisa menjadi sorotan BPK, karena usaha sudah bangkrut kok diberi modal," ujarnya. (GBI/T007)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2013
"Untuk Megumi dan Kapal Jimbarsegara tidak mungkin kami lanjutkan. Kami sudah melakukan kajian akademis, dibutuhkan dana yang tidak sedikit untuk menghidupkan kembali dua usaha tersebut," kata Bupati Jembrana, I Putu Artha di Negara, Kamis.
Menurut Artha, pihaknya tidak berani melanjutkan penanganan kedua perusahaan daerah tersebut, karena tidak ada jaminan jika digelontor modal lagi, Megumi maupun Kapal Jimbarsegara akan bisa menghasilkan.
Selain itu, kata Artha, khusus untuk Megumi, saat ini sudah dihibahkan kepada Perusahaan Daerah (Perusda) Jembrana, sehingga menjadi tanggungjawab perusahaan tersebut untuk mengelolanya.
"Kalau kami berikan dana lagi kepada perusda untuk modal Megumi lagi, bisa-bisa menjadi sorotan BPK, karena usaha sudah bangkrut kok diberi modal," ujarnya. (GBI/T007)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2013