Negara (Antara Bali) - Sehari setelah mendapatkan kabar tentang kondisi Ni Made Sri Ayuni, seorang remaja berusia 14 tahun yang menderita kelumpuhan sejak kelas 5 SD, Bupati Jembrana, I Putu Artha, Kamis memberikan bantuan kursi roda.

Kepada Kepala Dinas Kesehatan Jembrana, dr Putu Suasta MKes, Bupati Artha memerintahkan untuk mengupayakan kesembuhan remaja ini.

"Jangan bilang tidak ada obatnya, karena itu akan membuat pasien frustasi. Tidak ada penyakit yang tidak bisa diobati," kata Artha kepada Suasta.

Untuk perawatan Ayuni ke rumah sakit, Artha memerintahkan, pasien ini untuk dijemput dengan ambulans.

"Lakukan pemeriksaan dan terapi ulang terhadap warga ini. Saya minta, petugas dari Puskesmas terdekat untuk terus memantau perkembangannya selama di rumah," ujarnya.

Dari sisi fisik luar, kondisi Ayuni tampak normal bahkan kelihatan sehat, termasuk kedua kakinya.

"Tapi entah kenapa, kedua kakinya yang kelihatan normal itu tidak bisa menopang tubuhnya," kata I Ketut Laka, ayah Ayuni.

Menurut Laka, kelumpuhan yang diderita anaknya tersebut berawal dari sakit kepala yang terus menerus saat Ayuni kelas 5 SD.

Dari hari ke hari, sakit kepala Ayuni bertambah parah, dengan diikuti dua kakinya tidak bisa digerakkan.

"Saat pertama lumpuh, kedua kakinya sangat keras. Tapi sekarang sudah lebih lunak, namun tetap tidak bisa berdiri," ujarnya.

Laka mengaku, dirinya sudah berusaha mengobati anaknya tersebut secara medis, maupun pengobatan alternatif namun tidak ada hasilnya.

Bupati Artha sendiri yang sempat memegang betis Ayuni mengatakan, tulang remaja ini masih terasa normal.

"Kami beri bantuan kursi roda, agar kakinya sedikit-sedikit bisa digerakan. Kalau terlalu lama tidak bergerak, tulangnya bisa ikut lemah," katanya.

Dari sisi medis, Kepala Dinas Kesehatan, Putu Suasta mengatakan, saat diperiksa RSU Negara, otot dan tulang kaki Ayuni tidak mampu menerima rangsangan atau perintah dari otak untuk menopang tubuhnya.

"Hal itulah yang membuatnya sulit disembuhkan, tapi kami akan berusaha lagi," katanya. (GBI/T007)

Pewarta:

Editor : Nyoman Budhiana


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2013