Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Dinsos P3A) Bali dalam tiga bulan pertama 2024 memulangkan sebanyak 109 gelandangan ke wilayah Jawa Timur dan Nusa Tenggara Barat (NTB).
Kepala Dinsos P3A Bali Luh Ayu Aryani di Denpasar, Selasa, mengatakan mereka dipulangkan ke daerah asalnya pada Januari hingga Maret 2024.
“Sebanyak 109 gelandangan itu terdiri atas 75 orang dipulangkan ke Jawa Timur dan 34 orang ke NTB,” ujarnya.
Menurut dia, pemulangan gelandangan tersebut bersifat estafet dari Bali diseberangkan ke Jawa Timur dan NTB kemudian dijemput oleh pemerintah kabupaten/kota terdekat.
"Jumlah pemulangan gelandangan dalam 3 bulan pertama 2024 ini sudah menyentuh 32 persen dari jumlah gelandangan sepanjang 2023 sebanyak 344 orang," katanya.
Ia menyebutkan, daerah asal gelandangan yang dipulangkan juga masih sama, yaitu didominasi dari Jawa Timur. Mereka datang ke Bali karena meyakini ada pekerjaan yang bisa dilakukan di Pulau Dewata.
“Ini karena keyakinan mereka bahwa di Bali banyak pekerjaan,” ujar Aryani.
Baca juga: Imigrasi deportasi warga Jerman karena "overstay" dan hidup gelandangan
Ia menambahkan, Pemprov Bali rutin memberikan edukasi dan pelatihan untuk meningkatkan kemampuan sumber daya manusia, sehingga sampai saat ini tidak ada warga Bali yang menjadi gelandangan di provinsi lain.
Sementara terhadap gelandangan dari lintas provinsi yang ada di Bali hanya diberikan bantuan berupa tiket penyeberangan dan konsumsi sementara.
“Kami bantu dari sisi transportasi dan makannya mereka saat akan diberangkatkan, karena mereka tidak ada uang sama sekali,” ujarnya.
Selain memulangkan gelandangan, Dinsos Bali juga memulangkan 10 warga Lombok yang terdampak kebakaran di Denpasar pada bulan lalu.
Hal itu juga bagian dari upaya mengantisipasi bertambahnya gelandangan akibat tidak memiliki biaya hidup.
“Mereka sebenarnya sudah siap-siap pulang ke Lombok tetapi ada musibah kebakaran, minta difasilitasi untuk pulang sekalian karena uangnya terbakar juga di indekos," katanya.
Baca juga: Sebelum G20, Puluhan gepeng di Bali diserahkan ke Dinas Sosial
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2024
Kepala Dinsos P3A Bali Luh Ayu Aryani di Denpasar, Selasa, mengatakan mereka dipulangkan ke daerah asalnya pada Januari hingga Maret 2024.
“Sebanyak 109 gelandangan itu terdiri atas 75 orang dipulangkan ke Jawa Timur dan 34 orang ke NTB,” ujarnya.
Menurut dia, pemulangan gelandangan tersebut bersifat estafet dari Bali diseberangkan ke Jawa Timur dan NTB kemudian dijemput oleh pemerintah kabupaten/kota terdekat.
"Jumlah pemulangan gelandangan dalam 3 bulan pertama 2024 ini sudah menyentuh 32 persen dari jumlah gelandangan sepanjang 2023 sebanyak 344 orang," katanya.
Ia menyebutkan, daerah asal gelandangan yang dipulangkan juga masih sama, yaitu didominasi dari Jawa Timur. Mereka datang ke Bali karena meyakini ada pekerjaan yang bisa dilakukan di Pulau Dewata.
“Ini karena keyakinan mereka bahwa di Bali banyak pekerjaan,” ujar Aryani.
Baca juga: Imigrasi deportasi warga Jerman karena "overstay" dan hidup gelandangan
Ia menambahkan, Pemprov Bali rutin memberikan edukasi dan pelatihan untuk meningkatkan kemampuan sumber daya manusia, sehingga sampai saat ini tidak ada warga Bali yang menjadi gelandangan di provinsi lain.
Sementara terhadap gelandangan dari lintas provinsi yang ada di Bali hanya diberikan bantuan berupa tiket penyeberangan dan konsumsi sementara.
“Kami bantu dari sisi transportasi dan makannya mereka saat akan diberangkatkan, karena mereka tidak ada uang sama sekali,” ujarnya.
Selain memulangkan gelandangan, Dinsos Bali juga memulangkan 10 warga Lombok yang terdampak kebakaran di Denpasar pada bulan lalu.
Hal itu juga bagian dari upaya mengantisipasi bertambahnya gelandangan akibat tidak memiliki biaya hidup.
“Mereka sebenarnya sudah siap-siap pulang ke Lombok tetapi ada musibah kebakaran, minta difasilitasi untuk pulang sekalian karena uangnya terbakar juga di indekos," katanya.
Baca juga: Sebelum G20, Puluhan gepeng di Bali diserahkan ke Dinas Sosial
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2024