Batam (Antara Bali) - Film berjudul "True Heart" yang mulai tayang di bioskop-bioskop Kota Batam, Selasa, mempromosikan keindahan kota kepulauan itu.
"Sebanyak 99 persen adegan diambil di wilayah kita. Film ini mempromosikan potensi daerah kita," kata Kepala Dinas Pariwisata Kota Batam Yusfa Hendri.
Bagi pariwisata, film yang sudah tayang di Jakarta sejak pekan lalu itu merupakan publikasi yang baik, sehingga Batam semakin dikenal masyarakat Indonesia.
Film yang bercerita tentang bahaya narkoba itu dikreasikan sineas muda Batam dan mengambil setting cerita di kota industri.
Film yang dibintangi aktor ibu kota di antaranya Rey Sahetapi, Agung Sada dan Masayu Clara itu merupakan kebanggaan bagi Batam, karena karya tersebut asli bikinan rumah produksi di Batam dengan pekerja seni juga dari daerah setempat. "Film ini bukan hanya sebagai tontonan, tapi sarat makna," katanya.
Dalam film itu, diceritakan tentang seorang remaja yang berasal dari rumah tangga yang kandas, terjerat narkoba.
Menurut Yusfa, film itu mengajarkan banyak hal kepada orang tua dan remaja tentang bahaya narkoba. "Karya ini membuktikan bahwa film tidak hanya berasal dari pusat. Daerah juga mampu menghasikan yang bagus," katanya. (*/M038/T007)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2013
"Sebanyak 99 persen adegan diambil di wilayah kita. Film ini mempromosikan potensi daerah kita," kata Kepala Dinas Pariwisata Kota Batam Yusfa Hendri.
Bagi pariwisata, film yang sudah tayang di Jakarta sejak pekan lalu itu merupakan publikasi yang baik, sehingga Batam semakin dikenal masyarakat Indonesia.
Film yang bercerita tentang bahaya narkoba itu dikreasikan sineas muda Batam dan mengambil setting cerita di kota industri.
Film yang dibintangi aktor ibu kota di antaranya Rey Sahetapi, Agung Sada dan Masayu Clara itu merupakan kebanggaan bagi Batam, karena karya tersebut asli bikinan rumah produksi di Batam dengan pekerja seni juga dari daerah setempat. "Film ini bukan hanya sebagai tontonan, tapi sarat makna," katanya.
Dalam film itu, diceritakan tentang seorang remaja yang berasal dari rumah tangga yang kandas, terjerat narkoba.
Menurut Yusfa, film itu mengajarkan banyak hal kepada orang tua dan remaja tentang bahaya narkoba. "Karya ini membuktikan bahwa film tidak hanya berasal dari pusat. Daerah juga mampu menghasikan yang bagus," katanya. (*/M038/T007)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2013