Kepala Dinas Kesehatan Bali Nyoman Gede Anom memastikan tim kesehatan di puskesmas dan rumah sakit siaga 24 jam saat hari pemungutan suara, terutama memberi pelayanan kepada petugas Pemilu 2024 yang akan bekerja sejak pagi hari.
“Tim kesehatan baik di puskesmas maupun di rumah sakit siap 24 jam,” kata dia di Denpasar, Selasa.
Ia mengatakan pada hari pemilihan, semua puskesmas di daerah itu tetap membuka pelayanan kepada masyarakat.
“Untuk hari pencoblosan semua puskesmas di Bali tetap buka untuk melayani masyarakat, dan ambulans siap bergerak ke lokasi TPS jika ada kejadian yang bersifat darurat, demikian juga rumah sakit di seluruh Bali diminta untuk meningkatkan kesiapsiagaannya,” katanya.
Selain menyiagakan tim sehari penuh, Dinkes Bali melakukan upaya antisipasi dengan pendeteksian kesehatan ke seluruh petugas dari KPU dan Bawaslu, dengan proses skrining berlangsung di wilayah kerja masing-masing.
Pada 2 dan 9 Februari lalu juga digelar senam bersama antara tenaga kesehatan dan petugas pemilihan suara di masing-masing puskesmas.
Komisioner KPU Bali I Gede John Darmawan mengatakan selain berkoordinasi dengan Dinkes Bali, mereka juga meminta bantuan perguruan tinggi yang memiliki fakultas kedokteran untuk menurunkan personel sebagai relawan.
“Untuk Dinkes Bali yang puskesmas dia akan membuka posko pelayanan kesehatan jadi pada hari libur puskesmas tetap buka, mereka juga akan melakukan proses pengecekan keliling. Kami juga membutuhkan relawan dari tenaga kesehatan yang memiliki lisensi untuk melakukan praktik pengecekan on the spot,” kata dia.
KPU Bali sudah memetakan potensi masalah kesehatan yang menimpa penyelenggara di TPS, seperti stres dan kelelahan.
“Kalau tingkat stres itu pasti karena kita menghadapi masyarakat banyak dengan tingkat emosional yang berbeda-beda, kami sudah petakan jam-jam tingkat stres tinggi yaitu diawali dari pukul 7 sampai 8 pagi proses penyiapan TPS, penghitungan logistik yang diterima, dan juga banyaknya pemilih yang hadir pukul 7 sampai 9 pagi,” ujarnya.
KPU Bali melihat potensi stres tinggi dialami KPPS sekitar pukul 11.00-13.00 Wita, saat membludak pemilih pindahan dan pengguna KTP elektronik yang datang.
“Setelah itu kami wajibkan mereka istirahat minimal satu jam untuk makan siang dan penyegaran sebentar, jika ada yang mau merokok silakan, yang mau minum kopi tidak boleh banyak-banyak. Setelah itu melakukan proses penghitungan surat suara, setiap penghitungan surat suara di jeda kurang lebih 15-30 menit untuk bisa penyegaran kembali,” kata John.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2024
“Tim kesehatan baik di puskesmas maupun di rumah sakit siap 24 jam,” kata dia di Denpasar, Selasa.
Ia mengatakan pada hari pemilihan, semua puskesmas di daerah itu tetap membuka pelayanan kepada masyarakat.
“Untuk hari pencoblosan semua puskesmas di Bali tetap buka untuk melayani masyarakat, dan ambulans siap bergerak ke lokasi TPS jika ada kejadian yang bersifat darurat, demikian juga rumah sakit di seluruh Bali diminta untuk meningkatkan kesiapsiagaannya,” katanya.
Selain menyiagakan tim sehari penuh, Dinkes Bali melakukan upaya antisipasi dengan pendeteksian kesehatan ke seluruh petugas dari KPU dan Bawaslu, dengan proses skrining berlangsung di wilayah kerja masing-masing.
Pada 2 dan 9 Februari lalu juga digelar senam bersama antara tenaga kesehatan dan petugas pemilihan suara di masing-masing puskesmas.
Komisioner KPU Bali I Gede John Darmawan mengatakan selain berkoordinasi dengan Dinkes Bali, mereka juga meminta bantuan perguruan tinggi yang memiliki fakultas kedokteran untuk menurunkan personel sebagai relawan.
“Untuk Dinkes Bali yang puskesmas dia akan membuka posko pelayanan kesehatan jadi pada hari libur puskesmas tetap buka, mereka juga akan melakukan proses pengecekan keliling. Kami juga membutuhkan relawan dari tenaga kesehatan yang memiliki lisensi untuk melakukan praktik pengecekan on the spot,” kata dia.
KPU Bali sudah memetakan potensi masalah kesehatan yang menimpa penyelenggara di TPS, seperti stres dan kelelahan.
“Kalau tingkat stres itu pasti karena kita menghadapi masyarakat banyak dengan tingkat emosional yang berbeda-beda, kami sudah petakan jam-jam tingkat stres tinggi yaitu diawali dari pukul 7 sampai 8 pagi proses penyiapan TPS, penghitungan logistik yang diterima, dan juga banyaknya pemilih yang hadir pukul 7 sampai 9 pagi,” ujarnya.
KPU Bali melihat potensi stres tinggi dialami KPPS sekitar pukul 11.00-13.00 Wita, saat membludak pemilih pindahan dan pengguna KTP elektronik yang datang.
“Setelah itu kami wajibkan mereka istirahat minimal satu jam untuk makan siang dan penyegaran sebentar, jika ada yang mau merokok silakan, yang mau minum kopi tidak boleh banyak-banyak. Setelah itu melakukan proses penghitungan surat suara, setiap penghitungan surat suara di jeda kurang lebih 15-30 menit untuk bisa penyegaran kembali,” kata John.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2024