Mahasiswa dari sejumlah perguruan tinggi di Bali ikut membantu Komisi Pemilihan Umum (KPU) dalam sosialisasi Pemilu 2024 ke pelajar SMA/SMK selaku pemilih pemula.
Seorang mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Pendidikan Nasional (Undiknas) Bali Natalie (22) di Denpasar, Rabu mengatakan kegiatan ini bagian dari program KKN yang tahun ini difokuskan dalam membantu KPU Denpasar.
Ia bersama bersama sekelompok mahasiswa lainnya mengumpulkan ratusan siswa SMKN 3 Denpasar yang akan menggunakan hak pilihnya pertama kali pada 14 Februari mendatang, dimana para pelajar sekolah ini diberikan ilmu dasar kepemiluan seperti cara mencoblos dan pentingnya suara mereka.
“Peran mahasiswa disini membantu KPU Denpasar. Kami mendapat berbagai macam pengetahuan kepemiluan, tata cara teknis dan logistik. Mahasiswa juga membantu, kita memberi ilmu ke adik-adik pelajar juga, jadi sama-sama dapat ilmu,” kata Natalie.
Dalam waktu satu jam, para mahasiswa bersama badan ad hoc pemilu yaitu panitia pemungutan suara (PPS) dan panitia pemilihan kecamatan (PPK) memberi penjelasan mengenai tata cara memilih, larangan politik uang, dan tip memilih calon presiden maupun wakil rakyat.
Sebagai Generasi Z mereka melihat pentingnya upaya-upaya kreatif dalam meningkatkan partisipasi pemilih terutama pemilih pemula, sehingga selain di sekolah, Natalie dan teman-temannya berencana jemput bola ke balai banjar menyosialisasikan pemilu ke karang taruna.
“Pertama sudah sosialisasi di pasar, lalu Kantor Desa Sanur Kauh, lalu Pantai Mertasari. Ke depan kita lakukan ke banjar-banjar sosialisasi ketika seka teruna teruni rapat, kita rancang dulu,” ujarnya kepada media.
I Wayan Yusmika yang merupakan Ketua PPK Denpasar Selatan selaku perpanjangan tangan KPU Denpasar mengatakan sangat terbantu dengan hadirnya mahasiswa dari beragam perguruan tinggi yang rutin membantu di akar rumput.
“Ini sangat membantu di saat kami badan ad hoc penuh kegiatan padat apalagi belakangan ini. Keberadaan KKN mahasiswa sangat membantu kalau perlu tiap pemilu ada KKN, ini juga meningkatkan pengetahuan perpolitikan mereka sekaligus meningkatkan partisipasi keikutsertaan pemilu,” ujarnya.
Yusmika mengatakan batasan sosialisasi yang umumnya dilakukan mahasiswa adalah seputar pengenalan terhadap surat suara, ajakan untuk tidak golput, dan apa yang harus dilakukan untuk menentukan pilihan.
“Kita mengenalkan cara memilih yang benar, mengapa harus menggunakan hak pilih, bagaimana pengaruhnya kalau mereka golput. Intinya mahasiswa ini memotivasi pemilih pemula menggunakan hak pilih,” kata dia.
Sementara siswa kelas XII Perhotelan SMKN 3 Denpasar bernama I Made Deni Sastra mengaku terbantu dengan adanya pengetahuan politik ini, terutama mengenai cara menggunakan hak pilih.
“Merasa terbantu, ini baru tahu cara memilih dan mencoblos karena sebelumnya cuma pernah ikut pemilihan osis sekolah, itu pun memilihnya asal-asalan,” kata dia.
Mengetahui ini, Deni mengaku pasti akan menggunakan hak suaranya di tempat pemungutan suara 14 Februari 2024, bahkan turut mengajak pemilih pemula lainnya tidak golput karena menggunakan hak pilih penting dan tidak sulit.
Siswa lainnya adalah Alya dari kelas XII Tata Boga, dimana baru pada sosialisasi ini ia tahu bahwa pemilu tidak hanya memilik presiden dan wakil presiden, namun ada empat surat suara lainnya.
“Saya merasa terbantu banget karena baru tahu kita bukan hanya memilih presiden tapi DPR RI, DPD, dan DPRD Bali dan kota. Sebenarnya sudah mengikuti dari awal, tapi legislatif ini baru pertama kali jadi setelah ini akan cari tahu rekam jejaknya,” ujar Alya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2024
Seorang mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Pendidikan Nasional (Undiknas) Bali Natalie (22) di Denpasar, Rabu mengatakan kegiatan ini bagian dari program KKN yang tahun ini difokuskan dalam membantu KPU Denpasar.
Ia bersama bersama sekelompok mahasiswa lainnya mengumpulkan ratusan siswa SMKN 3 Denpasar yang akan menggunakan hak pilihnya pertama kali pada 14 Februari mendatang, dimana para pelajar sekolah ini diberikan ilmu dasar kepemiluan seperti cara mencoblos dan pentingnya suara mereka.
“Peran mahasiswa disini membantu KPU Denpasar. Kami mendapat berbagai macam pengetahuan kepemiluan, tata cara teknis dan logistik. Mahasiswa juga membantu, kita memberi ilmu ke adik-adik pelajar juga, jadi sama-sama dapat ilmu,” kata Natalie.
Dalam waktu satu jam, para mahasiswa bersama badan ad hoc pemilu yaitu panitia pemungutan suara (PPS) dan panitia pemilihan kecamatan (PPK) memberi penjelasan mengenai tata cara memilih, larangan politik uang, dan tip memilih calon presiden maupun wakil rakyat.
Sebagai Generasi Z mereka melihat pentingnya upaya-upaya kreatif dalam meningkatkan partisipasi pemilih terutama pemilih pemula, sehingga selain di sekolah, Natalie dan teman-temannya berencana jemput bola ke balai banjar menyosialisasikan pemilu ke karang taruna.
“Pertama sudah sosialisasi di pasar, lalu Kantor Desa Sanur Kauh, lalu Pantai Mertasari. Ke depan kita lakukan ke banjar-banjar sosialisasi ketika seka teruna teruni rapat, kita rancang dulu,” ujarnya kepada media.
I Wayan Yusmika yang merupakan Ketua PPK Denpasar Selatan selaku perpanjangan tangan KPU Denpasar mengatakan sangat terbantu dengan hadirnya mahasiswa dari beragam perguruan tinggi yang rutin membantu di akar rumput.
“Ini sangat membantu di saat kami badan ad hoc penuh kegiatan padat apalagi belakangan ini. Keberadaan KKN mahasiswa sangat membantu kalau perlu tiap pemilu ada KKN, ini juga meningkatkan pengetahuan perpolitikan mereka sekaligus meningkatkan partisipasi keikutsertaan pemilu,” ujarnya.
Yusmika mengatakan batasan sosialisasi yang umumnya dilakukan mahasiswa adalah seputar pengenalan terhadap surat suara, ajakan untuk tidak golput, dan apa yang harus dilakukan untuk menentukan pilihan.
“Kita mengenalkan cara memilih yang benar, mengapa harus menggunakan hak pilih, bagaimana pengaruhnya kalau mereka golput. Intinya mahasiswa ini memotivasi pemilih pemula menggunakan hak pilih,” kata dia.
Sementara siswa kelas XII Perhotelan SMKN 3 Denpasar bernama I Made Deni Sastra mengaku terbantu dengan adanya pengetahuan politik ini, terutama mengenai cara menggunakan hak pilih.
“Merasa terbantu, ini baru tahu cara memilih dan mencoblos karena sebelumnya cuma pernah ikut pemilihan osis sekolah, itu pun memilihnya asal-asalan,” kata dia.
Mengetahui ini, Deni mengaku pasti akan menggunakan hak suaranya di tempat pemungutan suara 14 Februari 2024, bahkan turut mengajak pemilih pemula lainnya tidak golput karena menggunakan hak pilih penting dan tidak sulit.
Siswa lainnya adalah Alya dari kelas XII Tata Boga, dimana baru pada sosialisasi ini ia tahu bahwa pemilu tidak hanya memilik presiden dan wakil presiden, namun ada empat surat suara lainnya.
“Saya merasa terbantu banget karena baru tahu kita bukan hanya memilih presiden tapi DPR RI, DPD, dan DPRD Bali dan kota. Sebenarnya sudah mengikuti dari awal, tapi legislatif ini baru pertama kali jadi setelah ini akan cari tahu rekam jejaknya,” ujar Alya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2024