Bank Sampah Kalibukbuk Bersih (Kaliber) Desa Kalibukbuk, Kecamatan Buleleng, Kabupaten Buleleng, Bali memiliki program tukar sampah dengan belajar gratis sebagai upaya mengatasi masalah sampah di daerah itu.

“Kami ingin mengajak warga masyarakat untuk sadar akan pentingnya kebersihan lingkungan melalui program bank sampah. Selain itu, kami juga ingin mengajak masyarakat bahwa sampah juga bermanfaat, salah satunya dapat program belajar gratis,” kata Direktur Bank Sampah Kaliber, Ketut Budiasa, di Singaraja, Rabu.

Ia menjelaskan, Bank Sampah Kaliber ini sudah eksis beroperasi sejak tahun 2017 hingga sekarang dengan system pengelolaan sampah anorganik dengan bernilai ekonomi.

Ketut Budiasa menuturkan awal di bentuknya Bank Sampah Kaliber ini hanya mengikuti sosialisasi tentang sampah dari Dinas Lingkungan Hidup, dimana baginya sampah merupakan masalah serius yang menjadi tanggungjawab bersama. Oleh karena itu, dirinya berupaya untuk membuat suatu terobosan dimana sampah yang selama ini terbuang percuma bisa bernilai ekonomi yang tinggi.

Pada 2017 silam, Budiasa memberanikan diri mencoba untuk mengubah pemikiran di masyarakat bahwa sampah juga memiliki nilai jual, untuk itu dibuatkanlah program Bank Sampah ini, selain bertujuan untuk mendapatkan uang juga dapat mengedukasi masyarakat akan pentingnya menjaga lingkungan dengan memilah sampah yang ada di rumah.

Tidak disangka olehnya, kehadiran Bank Sampah ini disambut hangat oleh warga Kalibukbuk Lovina. Banyak masyarakat yang menjadi nasabah di Bank Sampah Kaliber, baik sebagai nasabah individu maupun nasabah kelompok.

Masyarakat pun bisa mendapatkan beberapa keuntungan saat menjadi nasabah di Bank Sampah ini.

Di antaranya, hasil penukaran sampah bisa diambil dalam bentuk uang maupun tabungan. Tidak hanya tabungan berupa uang, program dari Bank Sampah Kaliber ini juga memiliki kegiatan belajar, menari dan megambel dengan menukarkannya dengan sejumlah sampah yang sudah disepakati jenisnya.

“Mekanismenya, hanya dengan menukarkan sampah, masyarakat sudah bisa mengikuti program belajar, di hari Sabtu dan Minggu," imbuhnya.

Budiasa mengaku, sudah ada sekitar 85 anak yang mengikuti program belajar itu, karena secara tidak langsung istri dari Budiasa juga adalah seorang guru.

"Kebetulan istri saya adalah seorang guru, jadi dia lah yang mengajarkan anak-anak disini, selain itu terkadang juga ada mahasiswa yang ikut membantu," katanya.

Budiasa lebih jauh menyampaikan rasa terimakasih atas dukungan yang diberikan perintah daerah, karena baginya pemerintah selalu melibatkan Bank Sampah miliknya di agenda festival yang di gelar oleh pemerintah. Dengan kolaborasi ini juga dapat saling menguntungkan, karena bisa mempromosikan karya seni berbahan sampah miliknya.

Disisi lain, untuk pemerintah Program Bank Sampah ini telah memberikan kesejahteraan dalam perekonomian di masyarakat.

Selain itu, bank sampah juga dapat mengurangi polusi dan pencemaran lingkungan karena sejatinya kesadaran diri sendirilah yang dapat menekan masalah sampah demi keberlangsungan hidup.

Pewarta: Rolandus Nampu/IMBA Purnomo

Editor : Adi Lazuardi


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2024