Puluhan anak-anak berkebutuhan khusus atau difabel di Kabupaten Gianyar, Bali, membutuhkan bantuan terapi khusus agar dapat membantu mereka untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik dan bisa lebih mandiri.
"Sebelumnya anak-anak ini (difabel) mendapatkan bantuan terapi karena ada donatur yang menanggung biaya terapi secara berkala. Namun beberapa bulan terakhir sudah terhenti," kata Ketua Yayasan Mutiara Hati Santi Ni Wayan Siki di Desa Bedulu, Gianyar, Sabtu.
Ni Wayan Siki yang bekerja sebagai petugas kebersihan di Puskesmas Tampaksiring 2 Kabupaten Gianyar ini tergerak hatinya sejak tahun 2003 untuk menyediakan tempat berkumpul bagi anak-anak difabel atau penyandang disabilitas untuk mendapatkan bantuan fisioterapi di rumahnya di kawasan Banjar Batu Lumbang, Desa Bedulu, Gianyar.
"Saya tergerak melakukan kegiatan ini karena anak pertama saya juga mengalami bisu tuli. Saya juga sering melihat pasien-pasien penyandang disabilitas yang diterapi di puskesmas," ucapnya penuh haru.
Selain memperoleh layanan fisioterapi, anak-anak berkebutuhan khusus yang mayoritas menderita cerebral palsy (gangguan otot, gerak dan koordinasi tubuh), tuna rungu atau bisu tuli, down syndrome (kecerdasan yang rendah) dan autis itu menjadikan rumah Wayan Siki sebagai tempat berkumpul untuk saling bersenda gurau.
Anak-anak difabel tersebut mayoritas ketika bayi lahir prematur, ada juga yang mengalami kecacatan setelah sempat mengalami demam tinggi, bahkan ada sejumlah keluarga yang semua anaknya berkebutuhan khusus.
Baca juga: DJP Bali latih perpajakan bagi pelaku UMKM difabel di Denpasar
Demikian pula para orang tua dengan anak-anak yang berkebutuhan khusus itu dapat saling bercerita dan menyemangati antara satu dengan yang lainnya di rumah sederhana milik Wayan Siki. Sesekali anak-anak juga didatangi oleh sejumlah relawan medis yang melakukan pengecekan kesehatan.
"Sebelumnya donatur setiap bulan memberikan donasi untuk menanggung biaya terapi secara berkala bagi anak-anak di sini. Tetapi kegiatan itu sudah disetop," ucap Wayan Siki saat menerima kunjungan reses anggota Dewan Perwakilan Daerah Made Mangku Pastika.
Menurut Siki, sejumlah anak difabel yang mendapatkan fisioterapi, banyak yang sudah mengalami kemajuan. Dari yang sebelumnya tidak bisa berjalan menjadi bisa berjalan. Yang bisu juga sudah bisa mengucapkan kata-kata dan bahkan bisa bernyanyi.
Diana, salah satu relawan yang bersama tim medis yang tergabung dalam Widya Mandala Center rutin melakukan pengecekan kesehatan bagi anak-anak difabel itu mengatakan untuk membantu mereka bisa lebih mandiri, tentunya dibutuhkan terapi yang berbeda-beda.
Baca juga: OJK Bali tingkatkan kemampuan UMKM tenun kaum difabel
"Ada yang membutuhkan terapi berjalan, terapi oral atau wicara, maupun terapi saraf. Dengan terapi yang sudah mereka terima, ada yang sudah lebih mandiri. Kami sangat berharap ada guru-guru seni yang juga ikut melatih mereka selain untuk mengembangkan bakat, sekaligus mengasah sensitivitas mereka," ucapnya.
Sementara itu, anggota Dewan Perwakilan Daerah Made Mangku Pastika mengapresiasi upaya yang telah dilakukan Ni Wayan Siki dalam membantu anak-anak penyandang disabilitas yang datang dari berbagai daerah di Kabupaten Gianyar, bahkan ada yang dari Kabupaten Klungkung itu.
"Wah hebat sekali. Meskipun dengan kondisi ekonomi yang begitu sederhana, masih peduli dengan anak-anak yang lain. Tentu kita prihatin melihat anak-anak berkebutuhan khusus seperti itu dengan fasilitas dan kunjungan kesehatan yang terbatas," ucapnya.
Menurut Gubernur Bali periode 2008-2018 ini, anak-anak tersebut membutuhkan sentuhan anggaran maupun fasilitas agar mereka mendapatkan perawatan yang tepat.
"Oleh karena itu perlu partisipasi dari kita. Pelan-pelan saya juga akan ajak teman-teman yang lain secara gotong royong untuk membantu mereka," ucapnya.
Selain itu, kata Pastika, perlu semacam ada penelitian mengapa banyak anak-anak yang sebelumnya terlahir prematur, yang kemudian berdampak kecacatan di Kabupaten Gianyar.
"Kalau dibilang kurang gizi tetapi di sini daerahnya subur. Udaranya juga bagus. Kalau dibilang kurang religius, ini sangat religius. Kenapa anak-anak bisa seperti itu? Saya akan coba tanya-tanya siapa ahli di bidang itu," ucapnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2023
"Sebelumnya anak-anak ini (difabel) mendapatkan bantuan terapi karena ada donatur yang menanggung biaya terapi secara berkala. Namun beberapa bulan terakhir sudah terhenti," kata Ketua Yayasan Mutiara Hati Santi Ni Wayan Siki di Desa Bedulu, Gianyar, Sabtu.
Ni Wayan Siki yang bekerja sebagai petugas kebersihan di Puskesmas Tampaksiring 2 Kabupaten Gianyar ini tergerak hatinya sejak tahun 2003 untuk menyediakan tempat berkumpul bagi anak-anak difabel atau penyandang disabilitas untuk mendapatkan bantuan fisioterapi di rumahnya di kawasan Banjar Batu Lumbang, Desa Bedulu, Gianyar.
"Saya tergerak melakukan kegiatan ini karena anak pertama saya juga mengalami bisu tuli. Saya juga sering melihat pasien-pasien penyandang disabilitas yang diterapi di puskesmas," ucapnya penuh haru.
Selain memperoleh layanan fisioterapi, anak-anak berkebutuhan khusus yang mayoritas menderita cerebral palsy (gangguan otot, gerak dan koordinasi tubuh), tuna rungu atau bisu tuli, down syndrome (kecerdasan yang rendah) dan autis itu menjadikan rumah Wayan Siki sebagai tempat berkumpul untuk saling bersenda gurau.
Anak-anak difabel tersebut mayoritas ketika bayi lahir prematur, ada juga yang mengalami kecacatan setelah sempat mengalami demam tinggi, bahkan ada sejumlah keluarga yang semua anaknya berkebutuhan khusus.
Baca juga: DJP Bali latih perpajakan bagi pelaku UMKM difabel di Denpasar
Demikian pula para orang tua dengan anak-anak yang berkebutuhan khusus itu dapat saling bercerita dan menyemangati antara satu dengan yang lainnya di rumah sederhana milik Wayan Siki. Sesekali anak-anak juga didatangi oleh sejumlah relawan medis yang melakukan pengecekan kesehatan.
"Sebelumnya donatur setiap bulan memberikan donasi untuk menanggung biaya terapi secara berkala bagi anak-anak di sini. Tetapi kegiatan itu sudah disetop," ucap Wayan Siki saat menerima kunjungan reses anggota Dewan Perwakilan Daerah Made Mangku Pastika.
Menurut Siki, sejumlah anak difabel yang mendapatkan fisioterapi, banyak yang sudah mengalami kemajuan. Dari yang sebelumnya tidak bisa berjalan menjadi bisa berjalan. Yang bisu juga sudah bisa mengucapkan kata-kata dan bahkan bisa bernyanyi.
Diana, salah satu relawan yang bersama tim medis yang tergabung dalam Widya Mandala Center rutin melakukan pengecekan kesehatan bagi anak-anak difabel itu mengatakan untuk membantu mereka bisa lebih mandiri, tentunya dibutuhkan terapi yang berbeda-beda.
Baca juga: OJK Bali tingkatkan kemampuan UMKM tenun kaum difabel
"Ada yang membutuhkan terapi berjalan, terapi oral atau wicara, maupun terapi saraf. Dengan terapi yang sudah mereka terima, ada yang sudah lebih mandiri. Kami sangat berharap ada guru-guru seni yang juga ikut melatih mereka selain untuk mengembangkan bakat, sekaligus mengasah sensitivitas mereka," ucapnya.
Sementara itu, anggota Dewan Perwakilan Daerah Made Mangku Pastika mengapresiasi upaya yang telah dilakukan Ni Wayan Siki dalam membantu anak-anak penyandang disabilitas yang datang dari berbagai daerah di Kabupaten Gianyar, bahkan ada yang dari Kabupaten Klungkung itu.
"Wah hebat sekali. Meskipun dengan kondisi ekonomi yang begitu sederhana, masih peduli dengan anak-anak yang lain. Tentu kita prihatin melihat anak-anak berkebutuhan khusus seperti itu dengan fasilitas dan kunjungan kesehatan yang terbatas," ucapnya.
Menurut Gubernur Bali periode 2008-2018 ini, anak-anak tersebut membutuhkan sentuhan anggaran maupun fasilitas agar mereka mendapatkan perawatan yang tepat.
"Oleh karena itu perlu partisipasi dari kita. Pelan-pelan saya juga akan ajak teman-teman yang lain secara gotong royong untuk membantu mereka," ucapnya.
Selain itu, kata Pastika, perlu semacam ada penelitian mengapa banyak anak-anak yang sebelumnya terlahir prematur, yang kemudian berdampak kecacatan di Kabupaten Gianyar.
"Kalau dibilang kurang gizi tetapi di sini daerahnya subur. Udaranya juga bagus. Kalau dibilang kurang religius, ini sangat religius. Kenapa anak-anak bisa seperti itu? Saya akan coba tanya-tanya siapa ahli di bidang itu," ucapnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2023