Denpasar (Antara Bali) - Warga Muslim di Kepaon, Kota Denpasar, mengarak sedikitnya lima ribu telur keliling lingkungan setempat sebagai bagian tradisi turun-temurun dalam memeriahkan perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW.

"Arak telur merupakan tradisi untuk mendoakan, menyanjung, dan memuji kebesaran Nabi Muhammad serta menumbuhkan kecintaan terhadap Beliau," kata Tokoh Islam, KH Musthofa Al Amin, di Denpasar, Kamis.

Menurut dia, telur yang ditusukkan pada batang pisang dan dirangkai dengan buah-buahan itu juga dikenal dengan nama Bale Suji yang diarak oleh umat Muslim keliling Kepaon, sebuah kampung Islam yang telah ada sejak ratusan tahun di Denpasar.

Selama proses pengarakan, tradisi itu juga diiringi dengan kesenian Rodat, sebuah seni tari yang digabungkan dengan seni musik Islami.

Ketua MUI Kota Denpasar itu menyatakan bahwa telur yang diarak tersebut kemudian didoakan dan dipercaya membawa berkah bagi umat manusia.

"Telur didoakan untuk selanjutnya dibagi ke warga. Tak hanya warga Muslim, tetangga yang non-Muslim seperti umat Hindu, juga kami berikan. Itu merupakan bentuk kerukunan yang sudah tidak diragukan lagi," ujar salah satu penasehat di Forum Kerukunan Umat Beragama Kota Denpasar itu.

Usai pengarakan telur shalawatan, tradisi memperingati Maulid Nabi Muhammad juga tambah harmonis dengan dilaksanakannya tradisi lain yakni "megibung" atau makan bersama.

Tradisi "megibung" tersebut diadaptasi dari tradisi yang sama dilakukan oleh Umat Hindu disaat melaksanakan upacara.

"Itu merupakan tradisi makan bersama, satu nampan itu ada nasi dan lauk pauk dari hasil bumi. Itu merupakan akulturasi budaya yang ada di Kepaon," katanya. (DWA/T007)

Pewarta:

Editor : Nyoman Budhiana


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2013