Banyumas (Antara Bali) - Warga Desa Kalisalak, Kecamatan Kebasen, Banyumas, menyiapkan prosesi jamasan pusaka peninggalan Raja Mataram, Amangkurat I, yang tersimpan di Langgar Jimat Kalisalak.
"Prosesi jamasan akan digelar pada Jumat (24/1) dan rencananya dihadiri Kanjeng Gusti Pangeran Haryo Panembahan Agung (KGPH-PA) Tedjowulan dari Keraton Solo," kata juru bicara Langgar Jimat Kalisalak, Ilham Triyono, di Banyumas, Senin.
Menurut dia, prosesi jamasan yang merupakan agenda tahunan, setiap Maulud itu digelar secara sederhana tanpa kirab. "Oleh karena hari Jumat, kami sepakat tidak menggelar kirab, agar bisa menghemat waktu," katanya.
Kendati demikian, dia mengatakan, tirakatan pada malam hari sebelum prosesi jamasan tetap digelar. Prosesi jamasan pusaka peninggalan Amangkurat I itu dimulai sekitar pukul 08.00 WIB.
"Kami melihat kondisi cuaca. Kalau sekitar pukul 08.00 WIB terlihat cerah, pusaka dapat segera dikeluarkan dari langgar karena sinar matahari merupakan salah satu alat penjamasan," katanya.
Setelah selesai dihitung dan dijamas, kata dia, pusaka-pusaka yang dikenal dengan sebutan Jimat Kalisalak itu dimasukkan kembali ke langgar dan dikeluarkan lagi saat prosesi jamasan pada Maulid tahun berikutnya. (*/T007)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2013
"Prosesi jamasan akan digelar pada Jumat (24/1) dan rencananya dihadiri Kanjeng Gusti Pangeran Haryo Panembahan Agung (KGPH-PA) Tedjowulan dari Keraton Solo," kata juru bicara Langgar Jimat Kalisalak, Ilham Triyono, di Banyumas, Senin.
Menurut dia, prosesi jamasan yang merupakan agenda tahunan, setiap Maulud itu digelar secara sederhana tanpa kirab. "Oleh karena hari Jumat, kami sepakat tidak menggelar kirab, agar bisa menghemat waktu," katanya.
Kendati demikian, dia mengatakan, tirakatan pada malam hari sebelum prosesi jamasan tetap digelar. Prosesi jamasan pusaka peninggalan Amangkurat I itu dimulai sekitar pukul 08.00 WIB.
"Kami melihat kondisi cuaca. Kalau sekitar pukul 08.00 WIB terlihat cerah, pusaka dapat segera dikeluarkan dari langgar karena sinar matahari merupakan salah satu alat penjamasan," katanya.
Setelah selesai dihitung dan dijamas, kata dia, pusaka-pusaka yang dikenal dengan sebutan Jimat Kalisalak itu dimasukkan kembali ke langgar dan dikeluarkan lagi saat prosesi jamasan pada Maulid tahun berikutnya. (*/T007)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2013