Pemerintah Kabupaten Buleleng Provinsi Bali melalui Unit Pelaksana Teknis Daerah Gedong Kirtya Dinas Kebudayaan (Disbud) setempat memamerkan prasi atau lukisan yang dibuat pada daun lontar sebagai upaya melindungi dan melestarikan seni budaya dan tradisi masyarakat Bali.

"Pameran ini adalah wujud nyata pelestarian budaya khas Bali yang selama ini mulai jarang diketahui khalayak," kata Kepala Dinas Kebudayaan Kabupaten Buleleng Nyoman Wisandika di Singaraja, Senin.

Ia menjelaskan bahwa prasi adalah cerita bergambar yang dibuat dari media daun lontar dengan menggunakan pengrupak (pisau yang didesain secara khusus).

Karya seni prasi adalah karya seni yang unik karena dalam lontar tersebut dibuat cerita yang beragam jenis, mulai dari cerita sejarah, tantri, pengetahuan, dan lain-lain.

Pihaknya menyadari bahwa di era digital saat ini, hampir semua aspek menggunakan teknologi, namun keterampilan melukis ini merupakan kearifan lokal masyarakat yang harus tetap dilestarikan.

Baca juga: DLH Buleleng kumpulkan strategi atasi isu lingkungan hidup

"Oleh karena itu, seni prasi sebagai salah satu media penyampai pesan harus tetap dijaga dan dipertahankan keberadaannya, bahkan terhadap banyaknya gempuran teknologi sekalipun," katanya.

Mantan Sekretaris BKPSDM Buleleng itu menegaskan bahwa pameran akan bermakna jika seluruh lapisan masyarakat dan pemangku kepentingan berkunjung ke pameran yang perdana dilaksanakan terkait prasi itu.

"Pengunjung dapat melihat atau mempelajari apa yang menjadi tradisi atau kekayaan budaya di sini. Saya harapkan kegiatan ini dapat menumbuhkan dan membangkitkan cinta terhadap budaya yang kita miliki," katanya.

Dalam kegiatan tersebut, Disbud Buleleng juga menanampilkan seni prasi dari Gedong Kirtya dan mahasiswa Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha) Singaraja.

Beberapa jenis prasi yang dipamerkan seperti prasi boma, sutasoma, umbara, dharma lelangon, bagus prasi ikan, perang jagaraga, arjuna wiwaha, dan dyah tantri serta kreatifitas prasi modern seperti prasi dengan tema pecemaran lingkungan, kasih sayang buah hati, balapan jukung, dan lain lain.

Pameran itu digelar di Museum Soenda Ketjil, Singara pada 13-19 November 2023.

Baca juga: Bupati Buleleng berkomitmen hapuskan kemiskinan ekstrem

Pewarta: Rolandus Nampu/IMBA Purnomo

Editor : Adi Lazuardi


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2023