Tim Penggerak PKK Kota Bontang, Kalimantan Timur, belajar mengenai upaya penurunan kasus stunting yang telah dilakukan Pemerintah Kota Denpasar, Bali, sehingga berhasil menorehkan prevalensi angka stunting terendah secara nasional.
Ketua Tim Penggerak PKK Kota Bontang Hapidah Basri Rase, dalam kunjungannya ke Denpasar, Kamis mengatakan stunting merupakan masalah yang harus mendapat perhatian serius.
"Studi ini menjadi langkah awal dalam upaya bersama untuk menangani masalah gizi buruk yang dapat mempengaruhi pertumbuhan anak di masa depan," ujar Hapidah.
Berdasarkan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) Kementerian Kesehatan pada 2022, prevalensi stunting di Provinsi Bali sebesar 8 persen menjadi yang terendah secara nasional.
Dari sembilan kabupaten/kota di Provinsi Bali, prevalensi angka stunting terendah tercatat di Kota Denpasar sebesar 5,5 persen.
Hapidah menambahkan, dengan studi tiru ke Kota Denpasar, selain untuk menurunkan angka stunting, pihaknya juga ingin mengetahui penerapan atau implementasi 10 Program Pokok PKK Kota Denpasar.
Baca juga: Menkes sebut masalah stunting harus diselesaikan seluruh komponen bangsa
"Hasil dari sudi tiru ini saya berharap bisa diterapkan di Kota Bontang," ujarnya.
Sementara itu Ketua Gabungan Organisasi Wanita (GOW) Kota Denpasar Ayu Kristi Arya Wibawa yang menerima rombongan mengatakan Pemerintah Kota Denpasar melalui Tim Penggerak PKK Kota Denpasar sangat berkomitmen dalam menurunkan angka stunting.
Salah satu upaya yang dilakukan TP PKK dalam menurunkan angka stunting adalah dengan memberikan pemberian makanan tambahan (PMT) kepada ibu hamil dan balita. Bahkan untuk meningkatkan kesehatan masyarakat PMT juga diberikan kepada para lansia.
Agar tepat sasaran PMT langsung di berikan secara langsung ke rumah masyarakat dengan harapan bantuan yang diberikan tepat sasaran.
Tidak hanya itu dalam menurunkan angka stunting TP PKK Kota Denpasar juga rutin melaksanakan pelayanan Posyandu Paripurna. Dari kegiatan posyandu masyarakat diberikan edukasi terkait kesehatan dan masalah gizi pada anak, semua itu tentunya sesuai dengan 10 Program Pokok PKK.
Baca juga: PKK Bali serahkan bantuan ke 50 balita berisiko stunting di Tabanan
Hal itu mengingat 10 program PKK merupakan sebuah pilar dan pondasi yang sangat kuat yang menjadi dasar bagi Tim Penggerak PKK dalam melakukan edukasi pemberdayaan terhadap penguatan karakter keluarga.
Penguatan karakter keluarga melalui implementasi program unggulan PKK telah mampu mengedukasi masyarakat menjadi mandiri dan berkarakter.
Ia menambahkan, Desa Kesiman Kertalangu merupakan salah satu desa edukasi yang ada di Kota Denpasar yang telah mampu mensinergikan implementasi 10 Program Pokok PKK dengan berbagai program pengembangan masyarakat yang ada di desa.
"Kami TP PKK Kota Denpasar tidak menutup kemungkinan juga akan dapat mengedukasi berbagai program yang sudah dikembangkan di Kota Bontang dan begitu sebaliknya. Semoga apa yang telah kami terapkan mampu menginspirasi dan nantinya dapat diimplementasikan di Kota Bontang," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2023
Ketua Tim Penggerak PKK Kota Bontang Hapidah Basri Rase, dalam kunjungannya ke Denpasar, Kamis mengatakan stunting merupakan masalah yang harus mendapat perhatian serius.
"Studi ini menjadi langkah awal dalam upaya bersama untuk menangani masalah gizi buruk yang dapat mempengaruhi pertumbuhan anak di masa depan," ujar Hapidah.
Berdasarkan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) Kementerian Kesehatan pada 2022, prevalensi stunting di Provinsi Bali sebesar 8 persen menjadi yang terendah secara nasional.
Dari sembilan kabupaten/kota di Provinsi Bali, prevalensi angka stunting terendah tercatat di Kota Denpasar sebesar 5,5 persen.
Hapidah menambahkan, dengan studi tiru ke Kota Denpasar, selain untuk menurunkan angka stunting, pihaknya juga ingin mengetahui penerapan atau implementasi 10 Program Pokok PKK Kota Denpasar.
Baca juga: Menkes sebut masalah stunting harus diselesaikan seluruh komponen bangsa
"Hasil dari sudi tiru ini saya berharap bisa diterapkan di Kota Bontang," ujarnya.
Sementara itu Ketua Gabungan Organisasi Wanita (GOW) Kota Denpasar Ayu Kristi Arya Wibawa yang menerima rombongan mengatakan Pemerintah Kota Denpasar melalui Tim Penggerak PKK Kota Denpasar sangat berkomitmen dalam menurunkan angka stunting.
Salah satu upaya yang dilakukan TP PKK dalam menurunkan angka stunting adalah dengan memberikan pemberian makanan tambahan (PMT) kepada ibu hamil dan balita. Bahkan untuk meningkatkan kesehatan masyarakat PMT juga diberikan kepada para lansia.
Agar tepat sasaran PMT langsung di berikan secara langsung ke rumah masyarakat dengan harapan bantuan yang diberikan tepat sasaran.
Tidak hanya itu dalam menurunkan angka stunting TP PKK Kota Denpasar juga rutin melaksanakan pelayanan Posyandu Paripurna. Dari kegiatan posyandu masyarakat diberikan edukasi terkait kesehatan dan masalah gizi pada anak, semua itu tentunya sesuai dengan 10 Program Pokok PKK.
Baca juga: PKK Bali serahkan bantuan ke 50 balita berisiko stunting di Tabanan
Hal itu mengingat 10 program PKK merupakan sebuah pilar dan pondasi yang sangat kuat yang menjadi dasar bagi Tim Penggerak PKK dalam melakukan edukasi pemberdayaan terhadap penguatan karakter keluarga.
Penguatan karakter keluarga melalui implementasi program unggulan PKK telah mampu mengedukasi masyarakat menjadi mandiri dan berkarakter.
Ia menambahkan, Desa Kesiman Kertalangu merupakan salah satu desa edukasi yang ada di Kota Denpasar yang telah mampu mensinergikan implementasi 10 Program Pokok PKK dengan berbagai program pengembangan masyarakat yang ada di desa.
"Kami TP PKK Kota Denpasar tidak menutup kemungkinan juga akan dapat mengedukasi berbagai program yang sudah dikembangkan di Kota Bontang dan begitu sebaliknya. Semoga apa yang telah kami terapkan mampu menginspirasi dan nantinya dapat diimplementasikan di Kota Bontang," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2023