Bupati Tabanan I komang Gede Sanjaya menginginkan penyelenggaraan Financial Experience Festival (FINEF) dalam rangka Bulan Inklusif Keuangan di Tabanan, Jumat (27/10) dapat meningkatkan literasi keuangan warga masyarakat di daerah itu.

Bupati Gede Sanjaya berharap festival literasi keuangan yang diselenggarakan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Bali dan Forum Komunikasi Lembaga Jasa Keuangan (FKLJU) Provinsi Bali itu dapat mengimbangi pertumbuhan masyarakat dalam konteks permintaan akan transaksi keuangan yang semakin tinggi, yang  mengedepankan peningkatan literasi keuangan.

"Kabupaten Tabanan yang terdiri dari 10 kecamatan dan 133 Desa masih sangat memerlukan penjelasan terkait pemahaman akan penggunaan produk dan layanan jasa keuangan, sehingga nantinya dapat membantu mendorong pencapaian target inklusi keuangan,”ujar Bupati Tabanan Gede Sanjaya.

Karena itu, fokus dari kegiatan literasi keuangan itu tidak hanya menyasar masyarakat umum, namun juga memberi perhatian lebih kepada kaum pelajar di Kabupaten Tabanan agar lebih memahami pentingnya menabung sejak dini melalui program kejar (satu rekening satu pelajar).

"Besar harapan kami, bibit-bibit masa depan ini menjadi contoh bagi kaum dewasa lainnya untuk mulai memupuk kesadaran akan pentingnya inklusi keuangan. Untuk itu, kami juga mengapresiasi keikutsertaan UMKM binaan Kabupaten Tabanan dalam mensukseskan kegiatan ini, yang diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi keberlangsungan pelaku UMKM di Kabupaten Tabanan," kata Sanjaya.

Sementara itu, Kepala Biro Pengadaan Barang/Jasa Perekonomian Setda Provinsi Bali I Ketut Adiarsa mengatakan FINEF dalam rangka Bulan Inklusif Keuangan digelar hasil kerja sama antara OJK dan FKLJK dengan tujuan untuk meningkatkan literasi dan inklusi keuangan masyarakat Bali, khususnya di Tabanan untuk lebih dekat lagi dengan berbagai industri jasa keuangan serta produknya, di antaranya dengan tersedianya ragam stan finansial dan UMKM expo.

"Saya sampaikan, berdasarkan hasil survei nasional, literasi dan inklusi keuangan 2022, saat ini Provinsi Bali memiliki indeks literasi keuangan 57.66 persen masih di atas nasional 49.68 persen. Sedangkan tingkat inklusi keuangan sebesar 92,21 prrsen, masih di atas nasional 85,10 persen. Ini artinya ada jarak yang cukup tinggi, yakni tingkat inklusi ketersediaan akses pemanfaatan produk dan jasa layanan keuangan Bali yang sudah cukup tinggi sedangkan tingkat literasi atau pengetahuan pemahaman terhadap Lembaga jasa keuangan yang masih rendah,”katanya.

Sehubungan dengan hal tersebut, Pemerintah Provinsi Bali berharap untuk terus berkoordinasi antar instansi dan stakeholder terkait melalui FKLJK Provinsi Bali untuk meningkatkan percepatan akses keuangan daerah dalam rangka mendorong pertumbuhan ekonomi daerah serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Acara itu juga dengan  berbagai kegiatan CSR termasuk penyerahan bantuan secara simbolis yang terdiri dari 150 paket sembako dengan total biaya senilai Rp30 juta kepada masyarakat miskin ekstrem di Kabupaten Tabanan.

Selain itu, 100 paket sembako senilai Rp20 juta untuk keluarga rawan stunting di Tabanan, pemberian pembiayaan oleh PT Permodalan Nasional Madani untuk lima orang dengan total nilai Rp23 juta.

Ada juga pemberian bantuan simpanan pelajar IB oleh PT Bank Syariah Indonesia untuk dua orang peserta dengan total nilai Rp1 juta dan pemberian simpanan pelajar oleh Bank BPD Bali untuk 10 orang dengan total nilai Rp10 juta.

Pewarta: Rolandus Nampu/Pande Yudha

Editor : Widodo Suyamto Jusuf


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2023