Oleh  I Ketut Sutika

Denpasar (Antara Bali) - Hujan deras yang disertai angin kencang melanda daerah Bali dalam beberapa hari belakangan ini, merenggut korban jiwa maupun mengalami luka-luka di sejumlah kota dan pelosok pedesaan Pulau Dewata.

Hujan deras dan angin kencang itu terjadi secara merata di delapan kabupaten dan satu kota di daerah ini, selain merenggut korban jiwa juga mengakibatkan bencana alam berupa tanah longsor, pohon tumbang dan banjir di mana-mana.

Korban jiwa itu antara lain melanda AA Ayu Sri Suartini (55), guru bidang studi Agama Hindu SMPN 2 Selemadeg timur, Kabupaten Tabanan tewas tertimpa pohon Mahoni saat berangkat ke tempat kerja.

Pohon Mahoni di pinggir jalan jurusan Desa Brembeng-Selemadeg itu tumbang ditiup angin kencang yang tepat menimpa korban saat mengendarai sepeda motor pada hari Rabu (9/1).

Demikian pula dalam hari yang sama I Wayan Sudarma (53), warga Banjar Pengaud, Desa Suana, Kecamatan Nusa Penida, Kabupaten Klungkung, sebuah pulau yang terpisah dengan daratan Bali tewas akibat ditejang ombak saat memancing di pantai Karangsari, Nusa Penida.

Sementara I Made Nuraksa (60) warga Banjar Keliki Kawan, Desa Kelusa, Kecamatan Payangan, Kabupaten Gianyar juga tewas akibat pohon kelapa yang dipanjatnya roboh ketika memetik buah kelapa di kebunnya.

Bencana alam itu juga mengakibatkan sebuah mushola, dua unit rumah dan sebuah wantilan di pesisir pantai Banjar Munduk Asem, Kabupaten Jembrana, Bali barat porakporanda.

Sementara 22 rumah di Kabupaten Buleleng dilaporkan terendam air laut, meskipun warga setempat sebelumnya telah mengantisipasi dengan menumpukkan pasir dalam karung, dengan harapan air laut tidak masuk ke tempat pemukiman.

Instansi terkait di tingkat provinsi, maupun pemkab dan pemkot di Bali jauh sebelumnya telah meningkatkan kewaspadaan dan antisipasi guna menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, tutur Kepala Biro Humas Pemprov Bali, I Ketut Teneng.

Bupati Gianyar Cokorda Oka Artha Ardhana Sukawati dan Wakilnya Dewa Made Sutanaya di sela-sela kesubikannya menyempatkan diri melayat warganya I Made Nuraksa (60) yang tewas saat memanjat pohon kelapa.

Bupati dan rombongan menyampaikan ucapan duka, sekaligus menyerahkan bantuan diterima anak korban I Wayan Muka.

Kehadiran seorang kepala daerah untuk menjenguk salah seorang warganya yang menjadi korban bencana alam itu, menunjukkan kepedulian dan keseriusan dalam menangani bencana alam di wilayah Kabupaten Gianyar.

Demikian pula Pemkab dan kota lainnya di Bali melakukan hal yang sama dalam menangani masalah bencana alam.


Timpa Wisatawan

Pihak Badan Search and Resque Nasional (Basarnas) Denpasar juga mengingatkan para wisatawan untuk meningkatkan kewaspadaannya terhadap cuaca yang kurang kondusif di Bali akhir-akhir ini.

Peringatan itu dikeluarkan menyusul tewasnya dua wisatawan asal Kabupaten Tuban, Jawa Timur, yang tenggelam di Danau Beratan, Bedugul, Kabupaten Tabanan, setelah dermaga yang dijadikan tempat untuk foto bersama rekan-rekan satu sekolahan ambruk, Sabtu (5/1).

Sehari berikutnya tiga orang pemancing ikan di Pantai Balangan, Pecatu, Kabupaten Badung, tergulung ombak. Dua dari tiga korban ditemukan tewas, Senin (7/1)

Sementara itu tiga mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Komputer (STIKOM) Denpasar mengalami luka-luka akibat terkena pecahan kaca di kampusnya saat terjadi angin kencang,

Ketiga mahasiswa tersebut langsung dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan akibat luka-luka yang dialaminya dalam peristiwa tersebut.

Selain itu dua warga jalan Nangka, Kota Denpasar juga mengalami luka-luka akibat tertimpa dinding sepanjang 60 meter yang roboh diterpa angin kencang.

Komang Suyasa (30) menjalani operasi di rumah sakit akibat patah tulang, sedangkan Luh Anik (40) mengalami mengalami pada bagian wajahnya.

Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Wilayah III Denpasar I Wayan Suardana menjelaskan, perakiraan kondisi angin kencang dan hujan lebat akan terus melanda Bali sampai pertengahan Februari 2013.

Namun hal itu tidak secara terus menerus, tergantung munculnya pusat-pusat tekanan udara rendah di perairan selatan Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Pulau Jawa dan Bali.

Jika kondisi angin kencang dan hujan lebat terus berkepanjangan mungkin pihaknya dapat memberikan imbauan kepada otoritas pelabuhan untuk menutup tempat tersebut, jika gelombang air laut tinggi.

Peringatan atau imbauan dapat diberikan kepada pihak terkait apabila kondisi cuaca tidak layak dan membahayakan pelayaran. Angin kencang dan hujan lebat yang melanda wilayah Bali beberapa hari terakhir akibat munculnya badai tropis Narelle.

"Badai Narelle muncul di posisi 13.3 lintang selatan dan 116.1 bujur timur sekitar perairan Nusa Tenggara Barat," tuturnya.

Badai tersebut bergerak ke arah barat daya dengan kecepatan 11 knot, sedangkan angin di sekitar pusat badai tropis itu berkisar 50 knot. Tinggi gelombang air laut di sekitar kemunculan badai Narelle tersebut mencapai empat meter.

Kondisi alam yang terjadi akhir-akhir ini di wilayah Pulau Dewata disebabkan kemunculan badai tropis tersebut bukan karena memasuki puncak hujan yang diperkirakan baru akan terjadi pada pertengahan Januari sampai Februari tahun ini. (*/T007)

Pewarta:

Editor : Nyoman Budhiana


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2013