Rusia pada Kamis pagi mengumumkan akan mengirim 27 ton bantuan kemanusiaan untuk penduduk di Jalur Gaza di tengah konflik di kawasan tersebut.
"Bantuan tersebut atas arahan Presiden Federasi Rusia Vladimir Putin dan atas nama pemerintah Federasi Rusia," tulis pernyataan Kementerian Situasi Darurat Rusia di Telegram.
Disebutkan bahwa sebuah pesawat khusus yang berangkat dari Moskow menuju bandara El-Arish di Semenanjung Sinai di Mesir dengan mengangkut tepung, gula, beras dan pasta.
"Bantuan kemanusiaan Rusia akan diserahkan kepada perwakilan Bulan Sabit Merah Mesir untuk diteruskan ke Jalur Gaza," demikian pernyataan tersebut.
Gaza saat ini mengalami krisis kemanusiaan parah lantaran tidak ada listrik, air, makanan, bahan bakar dan hampir kehabisan pasokan obat-obatan.
Konflik Palestina-Israel meletus pada 7 Oktober ketika kelompok Palestina Hamas meluncurkan Operasi Badai Al Aqsa, yakni serangan mendadak dari segala penjuru termasuk serentetan peluncuran roket dan penyusupan ke Israel lewat jalur darat, laut dan udara.
Hamas mengungkapkan bahwa operasi tersebut sebagai balasan atas penyerbuan terhadap Masjid Al Aqsa di wilayah pendudukan Yerusalem Timur dan peningkatan kekerasan oleh pemukim Israel terhadap warga Palestina.
Militer Israel kemudian melancarkan Operasi Pedang Besi untuk menargetkan Hamas di Jalur Gaza.
Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres menyerukan gencatan senjata segera demi meringankan "penderitaan manusia yang luar biasa".
Sedikitnya 3.478 warga Palestina tewas akibat serangan Israel terhadap Kota Gaza. Sementara itu, lebih dari 1.400 warga Israel terbunuh sejak awal konflik.
Sumber: Anadolu
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2023
"Bantuan tersebut atas arahan Presiden Federasi Rusia Vladimir Putin dan atas nama pemerintah Federasi Rusia," tulis pernyataan Kementerian Situasi Darurat Rusia di Telegram.
Disebutkan bahwa sebuah pesawat khusus yang berangkat dari Moskow menuju bandara El-Arish di Semenanjung Sinai di Mesir dengan mengangkut tepung, gula, beras dan pasta.
"Bantuan kemanusiaan Rusia akan diserahkan kepada perwakilan Bulan Sabit Merah Mesir untuk diteruskan ke Jalur Gaza," demikian pernyataan tersebut.
Gaza saat ini mengalami krisis kemanusiaan parah lantaran tidak ada listrik, air, makanan, bahan bakar dan hampir kehabisan pasokan obat-obatan.
Konflik Palestina-Israel meletus pada 7 Oktober ketika kelompok Palestina Hamas meluncurkan Operasi Badai Al Aqsa, yakni serangan mendadak dari segala penjuru termasuk serentetan peluncuran roket dan penyusupan ke Israel lewat jalur darat, laut dan udara.
Hamas mengungkapkan bahwa operasi tersebut sebagai balasan atas penyerbuan terhadap Masjid Al Aqsa di wilayah pendudukan Yerusalem Timur dan peningkatan kekerasan oleh pemukim Israel terhadap warga Palestina.
Militer Israel kemudian melancarkan Operasi Pedang Besi untuk menargetkan Hamas di Jalur Gaza.
Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres menyerukan gencatan senjata segera demi meringankan "penderitaan manusia yang luar biasa".
Sedikitnya 3.478 warga Palestina tewas akibat serangan Israel terhadap Kota Gaza. Sementara itu, lebih dari 1.400 warga Israel terbunuh sejak awal konflik.
Sumber: Anadolu
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2023