Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bali meminta masyarakat mewaspadai daerah-daerah rawan bencana longsor sebagai salah satu upaya antisipasi menjelang musim hujan yang diprakirakan masuk pada November 2023.
“Mitigasi yang bisa dilakukan menjelang musim hujan kami imbau kepada masyarakat untuk waspada saat bepergian melewati daerah-daerah yang rawan longsor,” kata Kepala Pelaksana BPBD Bali I Made Rentin kepada Antara di Denpasar, Senin.
Selain itu, berkaca dari musim hujan terdahulu, Rentin mengajak masyarakat untuk membersihkan drainase di lingkungan rumah sebagai upaya mencegah banjir, serta memangkas pohon-pohon perindang yang berpotensi tumbang.
Sebelumnya diketahui berdasarkan prakiraan musim hujan BBMKG, sebanyak 12 zona diprakirakan mulai turun hujan pada November dasarian II-III, dan delapan zona lainnya turun hujan pada Desember dasarian I-III.
Namun, Rentin menyampaikan bahwa per 10 Oktober 2023 lalu terdapat wilayah yang berpeluang hujan ringan lebih dahulu, yaitu di Jembrana Kecamatan Negara, Jembrana, Mendoyo, dan Pekutatan, di Buleleng Kecamatan Sukasada, di Bangli Kecamatan Tembuku, serta di Karangasem Kecamatan Rendang dan Selat.
Baca juga: Basarnas evakuasi penggali batu korban longsor di Karangasem
Terpantau sejumlah titik di Kabupaten Buleleng dan Bangli mulai turun hujan, BPBD Bali mensyukuri kondisi ini, lantaran sebelum fokus untuk musim hujan, mereka sedang memprioritaskan penanganan kebakaran dan kekeringan di sejumlah lokasi di tengah musim kemarau.
“Hujan dengan intensitas yang sedang hingga lebat di area yang terjadi kebakaran hutan dan lahan tentunya membantu mengurangi intensitas kebakaran,” ujar Rentin.
Disampaikan olehnya, bulan ini saja sudah ada empat kasus kebakaran yang diduga dipicu oleh kondisi kemarau disertai hembusan angin yang membantu penyebaran api.
Yang paling disoroti adalah kebakaran TPA Suwung, Denpasar, yang berlangsung sejak Kamis (12/10) pukul 11.40 Wita lalu, di mana api berhasil menghanguskan lahan yang ditumpuki sampah seluas 4 hektare dan hingga saat ini masih dalam penanganan.
Baca juga: Bupati Bangli berikan bantuan korban longsor Banjar Brahmana Bukit
Selain itu, kebakaran juga terjadi di TPA Mandung, Desa Sembung Gede, Tabanan, pada Sabtu (14/10) pukul 03.00 Wita yang diperkirakan membakar area seluas 2,7 hektare.
Di Bangli, kebakaran hutan dan lahan sempat terjadi di Taman Wisata Alam Gunung Batur pada Minggu (1/10) dengan luas area terbakar 1,3 hektare.
“Dan karhutla di Karangasem yaitu Kecamatan Rendang pada Selasa (10/10) Wilayah RPH Rendang, lahan terbakar 0,2 hektar dan Kecamatan Kubu di lereng Gunung Agung. Kebakaran hutan di wilayah hutan lindung Gunung Agung dari tanggal 27 September sampai 15 Oktober 2023 luas total 745 Hektar, sumber informasi KPH Bali Timur,” sebut Kalaksa BPBD Bali.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2023
“Mitigasi yang bisa dilakukan menjelang musim hujan kami imbau kepada masyarakat untuk waspada saat bepergian melewati daerah-daerah yang rawan longsor,” kata Kepala Pelaksana BPBD Bali I Made Rentin kepada Antara di Denpasar, Senin.
Selain itu, berkaca dari musim hujan terdahulu, Rentin mengajak masyarakat untuk membersihkan drainase di lingkungan rumah sebagai upaya mencegah banjir, serta memangkas pohon-pohon perindang yang berpotensi tumbang.
Sebelumnya diketahui berdasarkan prakiraan musim hujan BBMKG, sebanyak 12 zona diprakirakan mulai turun hujan pada November dasarian II-III, dan delapan zona lainnya turun hujan pada Desember dasarian I-III.
Namun, Rentin menyampaikan bahwa per 10 Oktober 2023 lalu terdapat wilayah yang berpeluang hujan ringan lebih dahulu, yaitu di Jembrana Kecamatan Negara, Jembrana, Mendoyo, dan Pekutatan, di Buleleng Kecamatan Sukasada, di Bangli Kecamatan Tembuku, serta di Karangasem Kecamatan Rendang dan Selat.
Baca juga: Basarnas evakuasi penggali batu korban longsor di Karangasem
Terpantau sejumlah titik di Kabupaten Buleleng dan Bangli mulai turun hujan, BPBD Bali mensyukuri kondisi ini, lantaran sebelum fokus untuk musim hujan, mereka sedang memprioritaskan penanganan kebakaran dan kekeringan di sejumlah lokasi di tengah musim kemarau.
“Hujan dengan intensitas yang sedang hingga lebat di area yang terjadi kebakaran hutan dan lahan tentunya membantu mengurangi intensitas kebakaran,” ujar Rentin.
Disampaikan olehnya, bulan ini saja sudah ada empat kasus kebakaran yang diduga dipicu oleh kondisi kemarau disertai hembusan angin yang membantu penyebaran api.
Yang paling disoroti adalah kebakaran TPA Suwung, Denpasar, yang berlangsung sejak Kamis (12/10) pukul 11.40 Wita lalu, di mana api berhasil menghanguskan lahan yang ditumpuki sampah seluas 4 hektare dan hingga saat ini masih dalam penanganan.
Baca juga: Bupati Bangli berikan bantuan korban longsor Banjar Brahmana Bukit
Selain itu, kebakaran juga terjadi di TPA Mandung, Desa Sembung Gede, Tabanan, pada Sabtu (14/10) pukul 03.00 Wita yang diperkirakan membakar area seluas 2,7 hektare.
Di Bangli, kebakaran hutan dan lahan sempat terjadi di Taman Wisata Alam Gunung Batur pada Minggu (1/10) dengan luas area terbakar 1,3 hektare.
“Dan karhutla di Karangasem yaitu Kecamatan Rendang pada Selasa (10/10) Wilayah RPH Rendang, lahan terbakar 0,2 hektar dan Kecamatan Kubu di lereng Gunung Agung. Kebakaran hutan di wilayah hutan lindung Gunung Agung dari tanggal 27 September sampai 15 Oktober 2023 luas total 745 Hektar, sumber informasi KPH Bali Timur,” sebut Kalaksa BPBD Bali.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2023