Bupati Tabanan I Komang Gede Sanjaya Sabtu (14/10) langsung membentuk tim terpadu siaga bencana kebakaran khususnya untuk memadamkan api di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah Mandung, Kecamatan Kerambitan, Kabupaten Tabanan, Provinsi Bali.
Gede Sanjaya mengatakan tim terpadu itu melibatkan semua stakeholder (pemangku kepentingan) yang terdiri atas Dinas Lingkungan Hidup, Damkar, Dishub, BPBD, Satpol PP, LSM, Bendesa Adat, dan tokoh masyarakat untuk mengantisipasi bencana serupa terjadi di tempat lain.
"Antisipasi jangka pendeknya sudah saya koordinasikan terus agar tidak merambat, khususnya asap. Karena itu yang paling mengganggu. Astungkara (semoga terjadi atas kehendak-Nya) sudah gerak cepat. Dalam kejadian ini, saya selaku Pemerintah Daerah bersama Sekda ingin agar bagaimana tim ini bisa mengantisipasi persoalan untuk jangka menengah dan panjang,” kata Sanjaya.
Kebakaran di area seluas 2,7 hektare di tempat pembuangan akhir sampah Mandung, Sabtu (14/10) terjadi pada dini hari sekitar pukul 03.00 WITA. Kebakaran tersebut disebabkan oleh zat metan yang berasal dari tumpukan sampah.
BPBD Tabanan menyebutkan gas metan yang berada di bawah tumpukan sampah dengan volume 10 ton dengan ketebalan 20-30 meter perhari menjadi penyebab kebakaran.
Baca juga: Denpasar keluarkan status Tanggap Darurat Bencana Kebakaran di TPA Suwung
Dalam musibah itu, pemerintah setempat berkoordinasi dengan pemerintah daerah Sarbagita (Denpasar Badung, Gianyar dan Tabanan) terkait penanggulangan kebakaran sampah, seperti penaganan sampah di TPA Suwung, Denpasar Selatan, Bali.
“Kita tahu, TPA pasti mengandung gas metan, di seluruh tempat, ada gas yang mempermudah terbakar, apalagi sekarang cuaca panas. Saya lihat hari ini Tabanan mencapai 35 derajat. Ini salah satu yang memicu di mana panas di atas, metan di bawah, ada angin kencang, terjadilah percikan api, hal ini yang kita antisipasi,” kata Bupati Tabanan Sanjaya.
Sanjaya pun mengimbau masyarakat, khususnya di daerah Mandung untuk terus waspada dan selalu berhati-hati dalam penggunaan api, seperti dupa ataupun membuang puntung rokok.
“Pemerintah terus berusaha semaksimal mungkin untuk antisipasi dan menangani ini, sehingga secepat mungkin bisa kami atasi. Imbauan kepada warga, kebakaran di Tabanan paling sering terjadi karena puntung rokok dan dupa, lebih waspada karena angin kencang dan cuaca yang memicu. Saya imbau jangan membuang dupa sembarangan, jangan sampai terjadi hal yang tidak diinginkan," katanya.
Baca juga: Pemerintah buka posko pengungsian warga terdampak asap kebakaran TPA Suwung
Sementara itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Tabanan I Gusti Putu Ekayana menyatakan kebakaran terjadi sejak dini hari diperkirakan sekitar pukul 03.00 WITA.
“Kami sudah melakukan penanggulangan rutin sejak awal bulan Oktober, penyiraman rutin setiap dua hari sekali dengan air, juga kita siapkan satu tenaga untuk mobiling, kita siapkan tangki dan pompa untuk antisipasi,” katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2023
Gede Sanjaya mengatakan tim terpadu itu melibatkan semua stakeholder (pemangku kepentingan) yang terdiri atas Dinas Lingkungan Hidup, Damkar, Dishub, BPBD, Satpol PP, LSM, Bendesa Adat, dan tokoh masyarakat untuk mengantisipasi bencana serupa terjadi di tempat lain.
"Antisipasi jangka pendeknya sudah saya koordinasikan terus agar tidak merambat, khususnya asap. Karena itu yang paling mengganggu. Astungkara (semoga terjadi atas kehendak-Nya) sudah gerak cepat. Dalam kejadian ini, saya selaku Pemerintah Daerah bersama Sekda ingin agar bagaimana tim ini bisa mengantisipasi persoalan untuk jangka menengah dan panjang,” kata Sanjaya.
Kebakaran di area seluas 2,7 hektare di tempat pembuangan akhir sampah Mandung, Sabtu (14/10) terjadi pada dini hari sekitar pukul 03.00 WITA. Kebakaran tersebut disebabkan oleh zat metan yang berasal dari tumpukan sampah.
BPBD Tabanan menyebutkan gas metan yang berada di bawah tumpukan sampah dengan volume 10 ton dengan ketebalan 20-30 meter perhari menjadi penyebab kebakaran.
Baca juga: Denpasar keluarkan status Tanggap Darurat Bencana Kebakaran di TPA Suwung
Dalam musibah itu, pemerintah setempat berkoordinasi dengan pemerintah daerah Sarbagita (Denpasar Badung, Gianyar dan Tabanan) terkait penanggulangan kebakaran sampah, seperti penaganan sampah di TPA Suwung, Denpasar Selatan, Bali.
“Kita tahu, TPA pasti mengandung gas metan, di seluruh tempat, ada gas yang mempermudah terbakar, apalagi sekarang cuaca panas. Saya lihat hari ini Tabanan mencapai 35 derajat. Ini salah satu yang memicu di mana panas di atas, metan di bawah, ada angin kencang, terjadilah percikan api, hal ini yang kita antisipasi,” kata Bupati Tabanan Sanjaya.
Sanjaya pun mengimbau masyarakat, khususnya di daerah Mandung untuk terus waspada dan selalu berhati-hati dalam penggunaan api, seperti dupa ataupun membuang puntung rokok.
“Pemerintah terus berusaha semaksimal mungkin untuk antisipasi dan menangani ini, sehingga secepat mungkin bisa kami atasi. Imbauan kepada warga, kebakaran di Tabanan paling sering terjadi karena puntung rokok dan dupa, lebih waspada karena angin kencang dan cuaca yang memicu. Saya imbau jangan membuang dupa sembarangan, jangan sampai terjadi hal yang tidak diinginkan," katanya.
Baca juga: Pemerintah buka posko pengungsian warga terdampak asap kebakaran TPA Suwung
Sementara itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Tabanan I Gusti Putu Ekayana menyatakan kebakaran terjadi sejak dini hari diperkirakan sekitar pukul 03.00 WITA.
“Kami sudah melakukan penanggulangan rutin sejak awal bulan Oktober, penyiraman rutin setiap dua hari sekali dengan air, juga kita siapkan satu tenaga untuk mobiling, kita siapkan tangki dan pompa untuk antisipasi,” katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2023