Dokter gigi drg. Anak Agung Ngurah Bagus Adinatha menganjurkan masyarakat untuk segera menambal gigi meski ukuran lubang kecil untuk mencegah risiko pemburukan lebih besar akibat sakit gigi.

“Untuk itu penting memeriksakan kesehatan gigi minimal enam bulan sekali sehingga jika ada lubang, bisa langsung ditangani agar tidak makin dalam,” kata Adhinatha di Denpasar, Senin.

Apabila pasien mengalami gigi berlubang sebelum timbul gejala seperti linu, ia menganjurkan untuk ditambal.

Pasien dengan gigi berlubang namun belum mengalami nyeri, lanjut dokter yang mengenyam pendidikan di Universitas Mahasaraswati Denpasar, karena dampak lubang itu belum mengenai bagian tengah gigi atau disebut ruang pulpa dan belum mempengaruhi jaringan dentin gigi.

“Walau lubang di gigi terlihat kecil, tapi kemungkinan besar di dalam gigi, lubangnya sudah lebih besar sehingga lebih baik ditambal,” katanya.

Dengan penambalan, lanjut dia, maka bakteri Streptococcus mutans, bakteri yang ditemukan di rongga mulut, tidak menjalar hingga ke dalam gigi.

Sedangkan jika pasien sudah mengeluhkan nyeri, ia pun menganjurkan pasien untuk dilakukan perawatan gigi yakni perawatan akar gigi (RCT), karena rasa nyeri itu bisa jadi dikarenakan sudah terjadi infeksi di bagian jaringan pulpa yang di dalamnya terdapat jaringan pembuluh darah dan pembuluh syaraf.

Untuk itu, dalam tindakan medisnya dokter akan membersihkan ruang pulpa tersebut agar steril dan bersih dari kuman atau bakteri, kemudian diberikan antibiotik dan lubang gigi akan ditambal permanen.

“Ditambal permanen agar tidak ada lagi jalan masuk kuman, sebagai akses masuk kuman ke dalam pembuluh darah di ujung akar. Jadi kami tutup aksesnya,” ucapnya.

Apabila gigi lubang diabaikan dan tidak ditangani, imbuh dia, Streptococcus mutans sebagai penyebab gigi berlubang, akan menumpuk di dalam gigi dan dapat masuk melalui jaringan pembuluh darah.

“Kalau bakteri sampai di ujung akar gigi, kemudian meradang karena ada nanah. Jika bakteri sampai ke pembuluh darah itu bisa menjalar ke beberapa bagian vital,” katanya.

Sebelumnya, viral di media sosial terkait gigi berlubang yang berakibat fatal hingga membuat pasien meninggal dunia.

Cerita tersebut diunggah oleh salah satu akun media sosial di X (sebelumnya bernama Twitter pada Kamis (31/8).

Pasien itu disebutkan mengalami sakit gigit karena berlubang namun lebih memilih obat pereda nyeri tanpa ke dokter gigi.

Setelah dampak kesakitan makin parah, pasien itu kemudian dibawa ke salah satu rumah sakit di Jakarta dan didiagnosa mengalami Descending Necrotozing Mediastinitis (DNM) hingga mengakibatkan pasien tersebut meninggal dunia.


 

Baca juga: PDGI sebut penyebaran dokter gigi di Indonesia perlu diatur

Baca juga: Tak semua kasus gigi berlubang dan terpotong harus dicabut

Baca juga: Ciri gigi berlubang yang jadi penyebab masalah jantung

Baca juga: Makanan Ini Bisa Cegah Gigi Berlubang
 

Pewarta: Dewa Ketut Sudiarta Wiguna

Editor : Widodo Suyamto Jusuf


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2023