Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Muhammad Tito Karnavian membeberkan berbagai capaian positif Indonesia dalam skala global yang perlu dikembangkan untuk mewujudkan negara yang lebih sejahtera.
Saat menghadiri “Nanyang Technological University (NTU) Singapore-Indonesia Dialogue on Technology, Innovation, and Entrepreneurship”, di Jakarta, Sabtu (26/8), Mendagri menyatakan pencapaian tersebut salah satunya adalah mampu mendorong pulihnya perekonomian secara cepat pascapandemi COVID-19.
Dalam keterangannya di Jakarta, Minggu, menurut Mendagri Tito, perekonomian Indonesia juga terus mengalami pertumbuhan hingga 5,17 persen pada triwulan II tahun 2023. Capaian tersebut juga ditambah dengan angka inflasi Indonesia yang semakin terkendali dengan angka 3,08 persen per Juli 2023.
“Indonesia saat ini telah tergabung dalam kelompok G20, atau 20 negara dengan ekonomi terbesar,” ujarnya pula.
Tito menilai bahwa berbagai capaian tersebut, telah menjadikan Indonesia sebagai negara yang semakin dipercaya dunia. Bahkan menurut dia, sejumlah lembaga internasional seperti Bank Dunia telah memprediksi Indonesia akan menjadi negara dengan ekonomi terbesar keempat di dunia pada 2040.
“Namun, capaian Indonesia tetap perlu dikembangkan lebih jauh dengan memacu pembangunan guna mendorong terwujudnya negara yang lebih sejahtera,” katanya.
Dalam konteks tersebut, Mendagri menilai perlu ada penguatan kerja sama dengan Singapura yang harus terus dioptimalkan.
Langkah penguatan kerja sama itu, menurut dia, karena Singapura merupakan negara maju yang telah memiliki banyak keunggulan, terutama di bidang teknologi, pendidikan, hingga pemerintahan.
“Indonesia-Singapura bisa melangkah dan bergandengan tangan. Kita harus menghindari persaingan yang buruk atau negatif, karena dapat mengganggu perekonomian dan pembangunan,” katanya lagi.
Tito menilai Indonesia-Singapura harus lebih dekat dan berkolaborasi lebih intens untuk memperoleh peluang yang saling menguntungkan.
Dia meyakini bahwa melalui kerja sama tersebut, Indonesia dapat mempelajari cara Singapura dalam membangun sistem birokrasi yang efisien, sistem keamanan, tata kelola sampah yang efektif, transportasi, hingga menciptakan pendidikan yang andal.
Selain itu, menurut dia pula, melalui kerja sama tersebut, Singapura dapat menerapkan teknologi dan inovasinya di sektor sumber daya alam yang banyak dimiliki Indonesia.
“Kita harap dengan adanya ini, penggunaan teknologi, kita bisa belajar. Kemudian juga sama-sama menciptakan inovasi untuk kepentingan negara,” katanya.
Tito mencontohkan Singapura memiliki sistem pendidikan yang baik, namun tidak memiliki laboratorium alam. Menurut dia, Indonesia memiliki banyak laboratorium alam, seperti hutan, gunung, dan sungai, sehingga kedua negara bisa saling kerja sama.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2023
Saat menghadiri “Nanyang Technological University (NTU) Singapore-Indonesia Dialogue on Technology, Innovation, and Entrepreneurship”, di Jakarta, Sabtu (26/8), Mendagri menyatakan pencapaian tersebut salah satunya adalah mampu mendorong pulihnya perekonomian secara cepat pascapandemi COVID-19.
Dalam keterangannya di Jakarta, Minggu, menurut Mendagri Tito, perekonomian Indonesia juga terus mengalami pertumbuhan hingga 5,17 persen pada triwulan II tahun 2023. Capaian tersebut juga ditambah dengan angka inflasi Indonesia yang semakin terkendali dengan angka 3,08 persen per Juli 2023.
“Indonesia saat ini telah tergabung dalam kelompok G20, atau 20 negara dengan ekonomi terbesar,” ujarnya pula.
Tito menilai bahwa berbagai capaian tersebut, telah menjadikan Indonesia sebagai negara yang semakin dipercaya dunia. Bahkan menurut dia, sejumlah lembaga internasional seperti Bank Dunia telah memprediksi Indonesia akan menjadi negara dengan ekonomi terbesar keempat di dunia pada 2040.
“Namun, capaian Indonesia tetap perlu dikembangkan lebih jauh dengan memacu pembangunan guna mendorong terwujudnya negara yang lebih sejahtera,” katanya.
Dalam konteks tersebut, Mendagri menilai perlu ada penguatan kerja sama dengan Singapura yang harus terus dioptimalkan.
Langkah penguatan kerja sama itu, menurut dia, karena Singapura merupakan negara maju yang telah memiliki banyak keunggulan, terutama di bidang teknologi, pendidikan, hingga pemerintahan.
“Indonesia-Singapura bisa melangkah dan bergandengan tangan. Kita harus menghindari persaingan yang buruk atau negatif, karena dapat mengganggu perekonomian dan pembangunan,” katanya lagi.
Tito menilai Indonesia-Singapura harus lebih dekat dan berkolaborasi lebih intens untuk memperoleh peluang yang saling menguntungkan.
Dia meyakini bahwa melalui kerja sama tersebut, Indonesia dapat mempelajari cara Singapura dalam membangun sistem birokrasi yang efisien, sistem keamanan, tata kelola sampah yang efektif, transportasi, hingga menciptakan pendidikan yang andal.
Selain itu, menurut dia pula, melalui kerja sama tersebut, Singapura dapat menerapkan teknologi dan inovasinya di sektor sumber daya alam yang banyak dimiliki Indonesia.
“Kita harap dengan adanya ini, penggunaan teknologi, kita bisa belajar. Kemudian juga sama-sama menciptakan inovasi untuk kepentingan negara,” katanya.
Tito mencontohkan Singapura memiliki sistem pendidikan yang baik, namun tidak memiliki laboratorium alam. Menurut dia, Indonesia memiliki banyak laboratorium alam, seperti hutan, gunung, dan sungai, sehingga kedua negara bisa saling kerja sama.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2023